Bab 88
Rose menggigil. Air mata menetes di sepasang mata hitam obsidiannya. Pada saat itu, seolah-olah ia telah kehilangan hidupnya dan disapu oleh angin tanpa tujuan.
Josephine tidak tahan melihat Rose dalam keadaan itu. Ia mengatupkan giginya dan berkata, "Atau mungkin kita tunggu sebentar lagi. Kalau motif mereka adalah uang, aku masih memiliki cukup uang yang aku dapatkan dari kakakku. Seharusnya itu cukup untuk memuaskan selera para penculik itu."
Rose merasa tersesat dan pikirannya kacau. Ia tidak bisa memutuskan apakah ia harus meminta bantuan Jay.
Firasat Rose benar. Para penculik menculik Robbie demi uang.
Tetapi, ketika para penculik memaksa Robbie untuk memberi mereka nomor telepon orang tuanya, Robbie khawatir para penculik ini akan menakuti ibunya yang lemah dan tidak berdaya, sehingga ia memberi mereka nomor telepon Jay tanpa ragu.
Ketika para penculik menghubungi nomor Jay untuk meminta tebusan, Jay dan Jenson telah berdamai dan sedang makan di meja makan.
Teleponnya berd
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link