Bab 29
Kali ini, Jenson tiba-tiba menganggukkan kepalanya dengan patuh!
Ia tidak ingin Mami berpikir bahwa ia adalah anak yang buruk.
Setelah Rose menurunkan Jenson di sekolah, Jenson memasuki gerbang sekolah dengan sikap yang sangat baik.
Rose sedikit tertegun. Mengapa anak ini begitu baik hari ini? Ia benar-benar mendengarkan apapun yang aku katakan?
Sore hari, Rose pergi ke taman kanak-kanak untuk menjemput Jenson.
Saat Jenson keluar dari taman kanak-kanak, Rose hampir menangis.
Kemeja putih bersih Jenson dipenuhi kotoran dan tinta, dan wajahnya dipenuhi banyak tanda karena diintimidasi oleh murid lain. Ada banyak bekas cakaran yang panjang, serta belahan di bibirnya yang mengeluarkan darah segar.
Setelah melihat Rose, Jenson berjalan ke samping, jelas ia tidak ingin memperlihatkan Rose kekacauan yang ia alami.
Rose berlari dan menarik Jenson ke pelukannya. "Jenson!"
Sambil memeluk Jenson dengan erat, air mata Rose mengalir.
Jenson memandang Rose. Sebelumnya, ada saat-saat di man
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link