Bab 14
Bagaimanapun, Rose tidak akan berani memberitahukan tentang dirinya pada Jenson. Melihatnya saja sudah merupakan berkah yang patut ia syukuri.
"Aku setuju!" Rose berkata dengan tegas, keras dan jelas saat ia menatap mata Jay.
Tatapannya tertuju pada pulpen di tangan Jay, tetapi Jay mengencangkan cengkeramannya seolah-olah ia tidak bermaksud untuk meminjamkannya sama sekali.
Tanpa gentar, Rose membuka tas kulitnya yang halus untuk mengambil pulpen untuk menandatangani kontrak.
Jay memperhatikan dengan cermat ketika Rose mengeluarkan isi tasnya satu per satu dan meletakkannya di atas mejanya. Matanya tiba-tiba tertuju pada botol kosmetik transparan dan ia mengerutkan kening pada cairan berbusa yang tidak biasa di dalamnya.
‘Semprotan merica?’
Rose akhirnya merasakan pulpen di dasar tasnya dan memasukkan semua isinya kembali ke dalam satu per satu. Ketika ia mengambil semprotan merica, ia melihat ejekan Jay.
"Kupikir hanya orang lemah yang membawa barang-barang seperti itu. Aku tid
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link