Bab 152
Yang duduk di kursi utama adalah seorang pemuda yang baru berusia 30 tahun. Firli tidak mengenalnya, tetapi dia hanya meliriknya sebelum membuang muka.
"Nona Firli, silakan duduk." Tepat saat Firli hendak bertanya kepada Galih tentang kerja sama khusus antara kedua pihak, Harvan adalah orang pertama yang berbicara.
Di bawah tatapan curiganya, Harvan menjelaskan sambil tersenyum, "Sebenarnya hari ini akulah yang memanggilmu ke sini. Kudengar Bu Firli telah membeli Tanah Nomor Tiga di Distrik Larka?"
Firli mengernyitkan dahi, "Terus kenapa? Sebelumnya, kerja sama yang kita bicarakan adalah Tanah Nomor Satu. Ini seharusnya nggak ada hubungannya dengan Tanah Nomor Tiga, 'kan?"
Melihat Firli menunjukkan sikap kesal, Harvan segera melambaikan tangannya, "Sebenarnya aku juga suka Tanah Nomor Tiga, tapi aku nggak bisa ikut dalam pelelangan karena beberapa alasan khusus."
"Jadi, kuharap Bu Firli bisa memberikan kesempatan ini padaku. Oh iya, aku ingat kamu membelinya dengan harga 400 miliar. Ak
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link