Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 11

"Ini Tuan Muda Link, pewaris Keluarga Larkin yang kaya di Salani. Dia baru saja kembali dari studi lebih lanjut di luar negeri." Mike memperkenalkan identitas pria itu dengan suara lantang. Banyak tamu di sekitar yang melirik terkejut dan mulai berbisik. Keluarga Larkin telah mencapai puncaknya dalam dua tahun terakhir dan grupnya telah mengambil alih industri real estat di wilayah Karman. Dari segi aset, tidak banyak kesenjangan antara mereka dan Keluarga Osand. Elsa yang berada di samping terlihat tidak tertarik dengan hal-hal ini. Setelah kesalahpahaman beres, dia pun melanjutkan pekerjaannya. Lenny berinisiatif mengulurkan tangan dan memperkenalkan identitasnya. "Tuan Muda Mike sangat beruntung bisa menemukan orang kepercayaan yang menawan dalam diri Nona Lenny." Setelah lama memperhatikan penampilan Lenny, Link mengatakan sesuatu dengan iri. Karena iri pada anak kaya seperti itu, kesombongan Mike sangat terpuaskan. "Haha, Tuan Muda Link cuma mengolok-olokku. Cuma dengan statusmu saja kamu bisa mendapatkan semua jenis wanita cantik." "Kelak kami juga harus bergantung pada Tuan Muda Link. Lenny telah menyiapkan rencana proyek dan ingin bekerja sama dengan Keluarga Osand ...." Setelah beberapa pujian, Mike mengungkapkan tujuannya. "Ini mudah saja. Mana dokumen proyeknya?" Link bertanya dengan santai, tidak merasa ini akan menjadi masalah. Setelah menerima dokumen yang diserahkan oleh Lenny, Link menyerahkannya kepada pengawal di belakang, "Pergi dan berikan kepada Bu Firli, katakan saja aku yang merekomendasikannya." Hanya mengandalkan namanya, Keluarga Osand harus memberinya muka. Apakah kerja sama itu bisa berhasil adalah masalah lain. Akan tetapi, Lenny sangat terkejut saat dokumen proyek diantarkan kepada Keluarga Osand. Saat Mike mengucapkan terima kasih, dia tidak lupa melibatkan Jerry. "Lenny, sekarang kamu melihat pentingnya status. Pecundang seperti ini nggak akan bisa mendapatkan hal ini seumur hidup." Meskipun kata-katanya kurang enak untuk didengar, Lenny malah setuju. Dia mengakui Jerry telah merawat keluarganya dengan baik dalam tiga tahun terakhir, tetapi pria itu tidak memiliki apa pun dalam hal visi, koneksi atau kemampuan. Lenny tidak akan mendapatkan bantuan atau sumber daya apa pun kalau bersama Jerry yang hanya akan memperlambat perkembangannya. "Ini teman kalian?" Link juga menyadari Jerry yang berada di seberang dan bertanya dengan penasaran. "Apakah dia layak?" Mike tersenyum mencemooh, "Dia cuma pria sialan yang entah bagaimana bisa menyelinap masuk." "Lelang amal akan segera dimulai, ayo duduk dulu. Nggak perlu membuang waktu untuk sampah semacam ini." Mereka bertiga berjalan melewati Jerry dan duduk di depan sambil mengobrol dengan gembira. Jerry masih duduk di sana dengan wajah tenang. Dia tidak lagi mengalami gejolak emosi karena Lenny. Adapun Mike, dia hanyalah seorang badut dan tidak perlu berdebat dengan orang seperti itu. Proses lelang amal berlangsung dengan sangat sederhana. Itu hanya beberapa orang pelit membawakan berapa koleksi yang sudah bosan dilihatnya untuk dilelang, tentu saja seluruh dana yang didapat akan disumbangkan. Bahkan terlihat ada beberapa kaligrafi dan lukisan karya sendiri dan masih ada orang yang berlomba-lomba untuk menawarnya. Mereka tidak membeli barang-barang ini untuk dikoleksi, melainkan ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperluas koneksi dan berteman dengan para petinggi. Lelang sedang berjalan lancar, tetapi Jerry yang berada di sudut memejamkan matanya untuk beristirahat. Di kantor lantai atas. Firli mengusap pelipisnya. Di meja di depannya ada beberapa dokumen proyek pilihan yang semuanya dapat dipertimbangkan untuk kerjasama. Tok, tok, tok. Jessica sang sekretaris mengetuk pintu dan masuk, "Bu, ini rencana yang direkomendasikan oleh Keluarga Larkin. Mau lihat?" "Bawa ke sini." Firli yang sedang bersandar di kursi pun duduk tegak saat membuka dokumen itu. Dia menyipitkan matanya, melihat nama Lenny dan bergumam, "Menarik." Setelah melihat isinya, dia melihat risiko, rincian dan keuntungan yang tertera memenuhi persyaratan untuk kerjasama. Setelah menutup dokumen tersebut, Firli memanggil Jessica, "Berikan dokumen ini kepada Jerry dan suruh dia membuat keputusan." Jessica tidak mengerti hubungan antara Jerry dan Lenny, jadi dia hanya mengikuti instruksi CEO. Jerry juga terkejut saat menerima dokumen itu, tetapi langsung mengerti maksud Firli. Sekarang hanya satu kata dari Jerry yang bisa menentukan nasib Lenny dan Grup Farmasi Orien. Tanpa berpikir terlalu banyak, Jerry langsung berkata, "Biarkan CEO kalian memutuskan sendiri, nggak perlu pertimbangkan pemikiranku." Jerry banyak berpikir dalam dua hari terakhir. Meskipun sudah bercerai dengan Lenny, dia tidak pernah berpikir untuk membalas dendam. Ramli telah mengambil kembali apa yang telah Jerry berikan. Dia tidak akan lagi terlibat dalam nasib dan masa depan Lenny. Tiga orang di barisan depan tidak menyadari apa yang terjadi di sisi Jerry. Perhatian mereka terfokus pada pelelangan. "Kudengar Tuan Muda Link punya banyak barang berharga. Entah kali ini apa yang dia bawa." Mike dan Link memiliki hubungan pribadi yang baik selama kuliah, jadi mereka lebih mengerti hobi dan kepribadian satu sama lain. Link hendak menjelaskan saat melihat seorang karyawan berjalan membawa nampan. "Kebetulan ini milikku, itu memang untuk dikoleksi. Kurasa Nona Lenny pasti akan suka, harganya nggak mahal dan Tuan Muda Mike bisa membelinya sebagai tanda cinta." Link menggoda. Lenny dan Mike mengalihkan perhatian mereka ke panggung. "Barang berikutnya yang akan dilelang memiliki potensi besar, barang kolektor kelas dunia!" Suara pembawa acara terdengar lantang dengan kegembiraan. Semua orang menjadi tertarik dan terus melihatnya. Pembawa acara di atas panggung mengambil gelang itu dengan hati-hati, wajahnya agak memerah karena terlalu bersemangat. "Kurasa beberapa dari kalian yang datang pernah mendengar tentang Gelang Azura. Setelah diidentifikasi, tiga batu permata di gelang ini adalah safir." "Ini sudah menjadi harta karun yang langka. Sebelum pelelangan, aku ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada pria ini atas kontribusinya untuk amal. Karena ini adalah lelang tanpa nama, nggak pantas untuk mempublikasi informasinya." "Menurut penelitian, harga lelang terakhir sebuah safir bernama 'Masa Depan' adalah 60 miliar, jadi harga awal gelang ini adalah 100 miliar." ... Setelah pembawa acara selesai berbicara, suasana menjadi sunyi, hanya terdengar suara terengah yang membuktikan bahwa mereka masih memperhatikan. Setelah beberapa saat, semua orang menjadi gempar. "Lelucon apa ini? Apakah penyelenggara ada salah? Ternyata sebuah gelang harganya 100 miliar!" Beberapa orang mulai mempertanyakan apakah ini tipu muslihat yang dibuat oleh penyelenggara. Ada banyak orang hadir yang mampu membayar 100 miliar, tetapi hanya segelintir orang yang cukup bodoh untuk mendonasikannya. "Aku baru saja memeriksanya di internet. Memang ada catatan tentang gelang ini, tapi konon itu dikoleksi sebagai koleksi pribadi 13 tahun yang lalu." "Kalau benar, itu artinya 100 miliar sudah cukup murah. Lagi pula, nilai koleksi barang semacam itu jauh lebih tinggi dari nilai sebenarnya." Kebanyakan orang tidak menganggap hal ini benar. Entah penyelenggara yang merencanakannya sendiri demi memprovokasi mereka agar menyumbang atau ada kesalahan dalam identifikasi di belakang panggung. Sebenarnya Jerry juga terkejut. Gelang ini diberikan oleh Ramli kepadanya. Dia tidak menyangka pria tua ini akan menghabiskan begitu banyak uang dan bersedia memberikan barang seperti itu. Mike dan Lenny yang berada di depan agak tercengang.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.