Bab 46
Siena memalingkan pandangannya dan berkata pelan kepada Zane, "Pak Zane, malam di musim kemarau cukup dingin. Nona Tina sudah ketakutan, kalau terus terkena angin dingin, dia bisa saja sakit. Gimana kalau kamu mengantarnya pulang?"
"Kenapa? Aku mengganggu momen indah kalian?"
Siena terdiam.
Finn pun terdiam.
Zane menghembuskan asap rokok, menatap Siena dengan dingin dan tajam.
Siena menyesal. Seandainya tahu akan seperti ini, dia tadi tidak akan berbicara.
Tatapan Zane membuatnya merasa lebih dingin dibandingkan berdiri di tengah hujan.
Siena menggertakkan giginya, menguatkan hati, berbalik dan tanpa basa-basi mulai berjalan pergi.
"Berhenti!"
Baru saja berjalan dua langkah, suara Zane yang rendah dan dingin terdengar dari belakang.
Siena berpura-pura tidak mendengarnya.
Pria itu tertawa dingin, menatap punggung Siena sambil berkata dengan santai tetapi penuh ancaman, "Dunia ini penuh kejutan setiap hari. Mungkin saja suatu saat kamu akan terjatuh, atau ... "
Tangan Siena yang ada di s

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link