Bab 62
"Baiklah, aku ada di ruang tamu. Panggil aku kalau kamu perlu sesuatu," balas Damian.
Dia menurunkan tangannya yang menggantung di udara. Saat berbalik, cahaya lembut di matanya yang tajam menghilang, digantikan oleh tatapan dingin.
Pintu kamar tertutup, memisahkan kamar dengan ruang tamu menjadi dua ruangan yang terpisah.
Di dalam kamar.
Setelah menarik napas dalam-dalam, Alice kembali tenang. Wajahnya yang cantik kembali menunjukkan ketenangan yang dingin, seakan menolak orang untuk mendekat.
Pengalaman buruknya malam ini adalah ulah Silvi.
Dia bisa mengabaikan statusnya sebagai putri keluarga Amarta, mengabaikan standar ganda keluarga Amarta, bahkan mengabaikan Silvi yang berulang kali mencari masalah.
Namun, kali ini Silvi sudah melewati batasannya.
"Mau bermain, ya? Baiklah, ayo kita lihat siapa yang bisa bermain lebih jauh!" batin Alice.
Alice turun dari tempat tidur, membuka laptopnya, lalu mengambil flashdisk mini dari casing ponselnya. Kemudian, dia memasukkannya ke laptop.
Ja
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link