Bab 34
Momo tampak hati-hati saat menarik ujung celana Leira. "Kak Leira, apakah kamu sedih?"
Leira menggeleng. "Nggak!" serunya.
Momo mengernyit.
Dia mampu merasakan emosi orang. Tadi, Kak Leira terlihat agak sedih, tetapi tidak begitu kentara.
Mungkin Momo keliru saat merasakan.
Meskipun Momo sudah meninggal puluhan tahun, cara berpikir yang Momo punya masih seperti anak kecil.
Setelah merenung, dia membuang semua pikiran tersebut seraya melihat ke sekeliling dengan ceria.
"Ah!" teriak Momo ketakutan, lalu terbang ke belakang Leira untuk bersembunyi. Dia mengintip ke arah pria tampan itu.
"Kak Leira, kamu punya iblis peliharaan di rumah!"
Mendengarnya, pipi Leira tampak bersemu. "Jangan sembarangan bicara kalau nggak tahu apa-apa."
Momo takut diremehkan. "Momo nggak asal bicara. Momo masih muda, tapi Momo sudah banyak melihat."
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Leira tersedak air liur sendiri dan menutup mulut Momo dengan tangannya. "Kamu bicara apa, sih!"
Di sisi lain, Satria yang terus memperhatikan me
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link