Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 51

"Mau dia penting atau nggak, intinya dia tetap musuh bebuyutanku." "Apalagi sampai mau nerima lukisan Sabrina. Cowok macam ini tuh nggak tahu malu, tamak, suka menggoda wanita, sukanya bantuin orang yang jahat. Kelihatannya aja polos, tapi hatinya busuk." Nadira mendekati lemari buku dan memukul-mukul foto pria itu berulang kali dengan kipasnya. Yovita tampak khawatir, "Marah-marah sambil memukul foto di kantor orang lain gini nggak baik, 'kan?" "Jangan bilang dia beneran memasang CCTV di kantornya sendiri?" Nadira melirik sekeliling dengan pandangan sinis. Ia menemukan sebuah cermin besar yang hanya dapat dilihat dari satu sisi. Mungkin, sisi lain dari cermin itu adalah sebuah ruangan kantor. Saat itu, sebuah cermin memisahkan mereka. Pria bertubuh besar itu berdiri dengan tangan terlipat, sementara sang asisten mendengar Nyonya Nadira mengumpat dengan cemas. Bos itu tersenyum tipis, sorot matanya mengandung makna yang dalam. Senyumannya bagaikan seorang pria yang mengamati anak kucin

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.