Bab 197
Handuk putih itu menjadi kotor karena darah. Tangan kecilnya sedikit gemetar, merasakan tatapan pria itu yang mengikutinya tanpa jejak, sangat dalam seperti tinta hitam.
Nadira ingin bertanya apakah dia kesakitan, tetapi kata-kata itu terasa sulit diucapkan. Tiba-tiba, pria itu menggenggam tangan kecilnya dengan lembut, ujung jari pria itu terasa dingin.
Nadira segera menarik tangannya dan pria itu mengeluarkan suara geraman pelan.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Nadira dengan cemas sambil memandangnya.
Tatapan Beni bertemu langsung dengan mata Nadira, dalam tatapannya, ada seolah tinta yang ingin tumpah, mengintimidasi dan mengacaukan perasaan Nadira. Wajah Nadira pun merona merah karena tatapan tajam itu.
Beni dengan lembut memegang pergelangan tangannya, ekspresinya sulit dibaca, lalu dia bertanya, "Apa yang kamu katakan di koridor itu benaran? Kamu bilang kamu sangat mencintaiku sampai nggak mau lepas, nggak mau aku mati? Kalau aku mati, kamu akan tetap mengejarku bersama anak-ana
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link