Bab 99
Mendengar semua kata yang keluar dari bibir Madeline, Jeremy mengerutkan keningnya, detak jantungnya tiba-tiba menjadi tak beraturan.
"Jeremy, kalau kau tidak membunuhku hari ini, aku pasti akan membunuhmu dan membalaskan dendam anakku."
Kedua mata terangnya seteguh sebelumnya.
Jeremy tersenyum acuh tak acuh. "Aku akan menunggu."
Pria itu berdiri sembari mengatakan itu dan pergi begitu saja.
Setelah memandang sosok hitam yang perlahan menghilang dari pandangannya, seketika Madeline serasa sudah dikuras semua kekuatan dan darahnya ketika dengan lemas memeluk guci abu kakeknya.
Air mata hangat sekali lagi deras mengalir namun hatinya sudah mati rasa oleh rasa sakit.
Akan tetapi, semua itu ternyata belum selesai saat Meredith muncul dengan tiba-tiba.
Meredith menggenggam pisau buah saat melihat Madeline terbaring di tanah sambil memeluk sebuah guci. Meredith berjalan mendekat dan berjongkok, mengulurkan tangannya untuk menarik rambut pendek Madeline.
"Tsk tsk, aku sudah bilang padamu untu
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link