Bab 163
Jeremy sekarang sudah terbiasa bertemu dengan Madeline seperti ini. Dia mengangkat alisnya, menatap dalam-dalam ke wajah indah Madeline yang tak bernoda.
Dia jelas tidak akan lupa bahwa dulu ada dua bekas luka yang dalam di sisi kanan wajah Madeline. Bekas luka itu tak pernah benar-benar hilang, sampai di hari Madeline menghembuskan nafas terakhirnya.
Namun, wajah di depannya ini memiliki senyuman tanpa cela, dan kulitnya benar-benar mulus. Singkatnya, wanita ini sangat menakjubkan.
“Miss Vera, takdir kita sepertinya saling berkait,” kata Jeremy dengan nada santai.
Madeline menatap pria di hadapannya dan tersenyum dengan gemilang. “Sepertinya Mr. Whitman cukup sadar hari ini. Anda tidak lagi salah mengira saya sebagai mantan istri Anda yang telah tiada.”
Jeremy mengerutkan kedua alisnya, terlihat tidak senang.
Namun, dia tidak menyuarakannya dan alih-alih terus tersenyum saat berkata, "Aku ingin tahu apakah aku bisa mendapat kehormatan untuk mentraktirmu makan malam?”
Madeline menge
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link