Bab 77
Edbert melirik ke arah Everly, yang kepalanya mencuat dari balik selimut. Edbert menelan ludah dan berkata, "Mengganggu."
Everly mendengar bahwa "tempat tidurnya" akan diangkut oleh orang lain, dan membuat emosinya meluap. Dia memukul bahu Edbert dengan kesal. "Kalau kamu membawa tempat tidurku pergi, terus aku tidur di mana?"
"Di kasur."
Mata pasangan itu saling menatap tajam. Keduanya memendam emosi yang sama, tegang dan marah sekaligus.
Tidak lama kemudian, kepala pelayan benar-benar memanggil beberapa pembantu. Tepat di depan mata Everly, mereka mengangkat sofa panjang itu dan membawanya pergi.
Stanley yang kebetulan lewat dan melihatnya, berteriak, "Astaga! Omku ini benar-benar nggak punya hati!"
Ruangan kembali tenang, tetapi mata Everly tampak memerah karena merasa sedih.
Edbert menyadari bahwa dia mungkin terlalu terburu-buru, jadi dia berusaha menenangkan diri dan berbicara pada Everly lebih lembut, "Karena kita ini suami-istri, ada beberapa hal yang perlu kamu biasakan lebih
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link