Bab 99
Sebuah telepon meruntuhkan khayalan Lily.
Tangannya membeku di udara. Wajahnya setenang air, menatap pria itu dalam diam.
"Kamu makan sendiri, ya. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."
Melihat ekspresi Lily tidak begitu baik, Sandy kira, Lily masih khawatir dengan masalah Hans.
Sandy memasukkan ponselnya ke saku, menengok ke arah Lily sekali lagi, lalu berbalik dan pergi.
Setelah menutup pintu rumah, pria itu buru-buru keluar, membuka pintu mobil, dan masuk.
Dia terlihat cemas, bahkan buru-buru pergi mendatangi wanita lain yang membutuhkan bantuannya.
Api untuk merebus mi saja belum dimatikan, mi sudah telanjur direbus sampai menjadi bubur dan gelembung berbunyi "Blubuk, blubuk" di permukaan.
Lily mematikan kompor. Dia tidak memakannya, memilih berbalik dan naik ke lantai atas.
Sudut bibirnya melengkung dalam ironi, bagai sindiran untuk dirinya sendiri!
Mengapa dia merasa Sandy adalah sosok suami yang baik, bahkan siap mendengarkan keluh kesah dan kekhawatirannya?
Bagaimana dia bis
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link