Bab 32
Sandy sebenarnya tidak terbiasa makan di luar. Dia harus mengakui, keahlian memasak Lily memang luar biasa.
Selama dua tahun terakhir, masakan Lily benar-benar telah "merusak" standar seleranya terhadap makanan.
Namun, Sandy tidak menganggap hal ini istimewa.
Dalam pikirannya, bukankah sudah seharusnya seorang ibu rumah tangga itu pandai memasak?
Setelah makan malam, waktu menunjukkan pukul 10.00 malam. Sandy pun meninggalkan kantor perusahaan dan berkendara pulang.
Shita masih berada di kantornya, berdiri memandangi pemandangan malam kota yang gemerlap dari balik jendela. Dia mengambil foto pemandangan itu untuk dikirimkan kepada Sachi.
"Kak, aku kangen rumah!"
Sachi membalas kiriman foto itu lengkap dengan emotikon menangis.
"Jaga dirimu baik-baik, ya. Begitu ketemu donor organ yang cocok, Sandy akan mengatur supaya kamu bisa pulang."
Sachi, dengan gaya bercandanya yang khas, menambahkan, "Apa waktu aku pulang nanti aku harus panggil Sandy kakak ipar?"
"Hus, jangan bicara sembarangan
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link