Bab 156
"Ternyata kamu memang melihatnya, ya, Arman!"
Cassia menarik napas dalam-dalam sambil menatap Arman dengan tajam.
Arman pun sontak menjadi kikuk.
Ternyata memang sudah tidak bisa disembunyikan lagi, ya.
Ini semua gara-gara dia tidak membersihkan noda darah mimisannya!
"Jawab aku, apa yang kamu lihat?"
Cassia bertanya lagi sambil menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk meredakan rona merah pada pipinya.
Armana akhirnya menunjuk ke arah dada Cassia.
"Terus, apa lagi?" tanya Cassia sambil mengangkat alisnya.
"Itu saja."
Arman menjawab dengan jujur.
Fiuh.
Cassia sontak menghela napas dengan lega di dalam hati.
Syukurlah jika hanya dada.
Cassia ingat bra-nya masih terpasang dengan baik, jadi Arman pasti bukannya melihat dadanya yang polosan.
Meskipun begitu, tetap saja pria satu ini mesum!
"Dasar bajingan!"
Cassia pun menatap Arman dengan tajam.
Arman pikir Cassia akan marah lagi, jadi dia buru-buru membela diri, "Bu Cassia, waktu itu aku benar-benar nggak ngapa-ngapain! Bu Cassia-lah
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link