Bab 133
Mata Vani terbelalak lebar.
Ternyata kepala Arman tetap utuh.
Malah si pria yang berlutut di hadapan Arman sambil mencengkeram perutnya.
Dahinya basah oleh keringat dingin.
Arman pun menatap lawannya dengan dingin. "Apa sekarang kamu bisa menjawabku dengan jujur?"
"Si ... siapa kamu sebenarnya?"
Pria itu bertanya dengan suara serak sambil menengadah menatap Arman.
Pemenang di antara mereka langsung ditentukan dalam sekejap.
Dia bahkan tidak sempat melihat gerakan Arman!
Itu berarti Arman jauh lebih kuat daripadanya!
Sejak kapan ada ahli sehebat ini di sekitar Marsha? Kenapa sama sekali tidak ada informasi tentang ini?
"Kamu pikir kamu berhak menanyaiku?"
Arman pun menatap pria itu dengan sorot tatapan yang tajam menusuk.
"Aku terima kekalahanku, Bunuh saja aku."
Pria itu berujar sambil menundukkan kepalanya.
Dia mengakui dia tidak sehebat Arman.
Dia tahu dia bukanlah lawan yang sepadan untuk Arman.
"Yah silakan saja sih kalau kamu mau mati, tapi jawab dulu pertanyaanku."
"Siapa yang me
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link