Bab 74
Entah sudah berapa kali tongkat itu diayunkan.
Adelia memeluk Justin, melindunginya dari pukulan tersebut.
"Adelia, kamu minggir!" Justin sedikit menyesal membawanya ke sini.
"Nggak mau!"
Adelia keras kepala, melindungi Justin dengan lebih erat.
"Pak Justin, kita adalah suami-istri. Kamu sudah melakukan banyak hal untukku, aku juga ingin melakukan satu hal untukku, agar kamu merasa puas!"
Adelia menggertakkan giginya dan matanya mulai merah berkaca-kaca.
Dia merasa Justin bodoh. Padahal ada cara yang lebih jahat dan kejam untuk menghindari hukuman ini.
Namun, Justin memilih untuk pergi dengan jujur dari keluarga Vijendra.
Meskipun tahu ini adalah rencana Justin, Adelia tetap merasa kasihan padanya.
Justin mengulurkan tangannya, memeluk Adelia ke dalam pelukannya, menghalangi tongkat yang tidak berhenti diayunkan oleh Tommy.
"Justin!" Tommy terengah-engah sebelum lanjut berkata, "Kalau kamu mengaku salah, aku masih bisa menarik kembali perkataanku sebelumnya."
Sambil menahan rasa sakit
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link