Bab 89
Saat lampu kamar menjadi redup, napasku langsung melemah.
Mungkin karena tidak bisa melihat, pendengaran dan perasaanku menjadi jauh lebih peka.
Napas pria itu teratur dan panjang, terdengar begitu jelas di malam yang sunyi, seakan-akan dia bernapas tepat di telingaku.
Belum lagi, aroma sabun mandi yang menempel pada tubuhnya memenuhi penciumanku ...
Aku menahan napas, segera memejamkan mata, dan mulai menghitung domba.
Namun, kebiasaan sering mengantuk sejak aku hamil tidak membantu sama sekali. Makin menghitung, aku justru makin terjaga.
Aku merasa gelisah, lalu membalikkan badan.
"Nggak bisa tidur?" Tepat saat itu, suara rendah Jayden terdengar dalam gelap. "Apa kamu nggak terbiasa dengan tempat tidur ini?"
Sedikit rasa kantuk yang baru saja muncul langsung lenyap seketika.
"Ya ... " Aku terpaksa menjawab setengah hati, "Agak nggak terbiasa ... "
"Bagaimana kalau aku ceritakan dongeng sebelum tidur?" Nada suara Jayden mengandung tawa ringan. Aku bahkan bisa membayangkan ekspresi waj
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link