Bab 23
Jika Shania mati, maka sudah tidak menarik lagi. Padahal akan lebih menarik melihat Shania mengidap penyakit HIV dan hidup menderita.
Saat ini, Wina mendekat dan berkata, "Qiara, Tante mau memperkenalkanmu kepada beberapa orang."
Wina mengajak Qiara pergi dengan wajah tersenyum lebar. Saat mereka jalan berdampingan, Wina bertanya dengan suara pelan, "Apa rencanamu berhasil? Dia sudah tanda tangan surat perjanjian kompensasi?"
Qiara tertegun sejenak, kemudian menjawab, "Tentu saja, besok aku akan berikan surat perjanjian itu kepada Tante."
"Baguslah. Qiara, kamu memang hebat," ucap Wina dengan gembira.
"Sama-sama. Ini hanya masalah sepele. Senang bisa membantu Tante."
"Kamu memang anak yang baik. Jangan panggil aku 'Tante' lagi."
"Baik, Bu ... "
Keduanya saling memandang dan tersenyum.
Qiara berpikir, "Wanita itu sudah mati. Surat perjanjian itu nggak ada gunanya lagi."
Setelah bertemu dengan beberapa teman, Jevan pergi ke balkon untuk mencari udara segar.
Dia menyalakan rokok. Sambil m

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link