Bab 752
"Spesimen? Spesimen yang kamu buat itu?" tanyaku tanpa sadar.
Davin tertegun sejenak. Tangannya menggenggam piring lebih erat, tetapi dia lalu tersenyum dan menggeleng. "Bukan apa-apa. Lupakan saja."
Aku berlutut di depan Davin dan berkata dengan ekspresi serius, "Davin, aku nggak mau ada rahasia di antara kita."
Davin tersenyum dan menggeleng. Sorot matanya tak lagi curiga. "Shani, aku cuma takut kalau kamu kembali ke dirimu yang dulu, yang nggak bisa mencintai siapa pun. Aku takut ... kamu nggak mencintaiku lagi."
"Nggak akan." Aku menggeleng dengan tegas dan berkata, "Vincent, aku mencintaimu."
Davin tersenyum, memandangku. Mungkin baginya, bisa mendengar kalimat itu sudah cukup.
Aku menghabiskan wafelku dan memaksa Davin makan beberapa potong juga.
Citra mengatakan bahwa dia tidak akan menyakiti kami dan itu ternyata bukan bohong, setidaknya sampai saat ini.
Aku dan Davin menghabiskan waktu dengan tenang di laboratorium markas besar sindikat.
Makanan diantarkan ke kamar tiap hari.
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link