Bab 73
"Sudah hujan, ayo cepat berteduh." Aku berlari ke depan bangku, kemudian menariknya ke mal untuk berteduh.
"Kalau kamu nggak membiarkanku pergi .... aku akan terus menunggu," ucap Davin sambil menatapku dengan serius.
Aku tertegun sejenak, entah kenapa kepalaku tiba-tiba terasa sangat sakit.
Pada saat itu, aku merasa seperti dejavu, terasa tidak asing.
"Shani, kamu nggak akan berbohong padaku, 'kan?" Dia tampak sedikit gugup, ingin mencari kepastian.
Gerimis membasahi rambutnya. Saat itu, wajahnya benar-benar tampak aneh dan mengerikan.
"Pakailah sepatumu," kataku dengan suara parau sambil menunduk. Pria ini benar-benar terlihat seperti setan.
Mungkin karena dia sudah terbiasa memengaruhi pikiran orang, jadi polisi pun merasa bahwa dia bukan pembunuh.
Aku menyuruh Davin duduk di kursi agar aku bisa membantu menangani luka di kakinya. Kemudian, aku membungkuskan perbannya dengan hati-hati, lalu memakaikan kaus kaki dan sepatu untuknya.
Dia bersandar di bangku dan hanya menatapku tanpa b
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link