Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 718

Mungkin ... ada secercah harapan. Harapan itu ada pada Yesa dan orang-orang seperti dia. Sekujur tubuh Yesa menegang. Dia terpaku di tempat, tak henti-hentinya gemetar. Pasti sangat menyiksa. Delapan rekannya baru saja meregang nyawa ... Entah bagaimana, aku bisa merasakan rasa sakit yang memancar darinya. Kemarahan, kesedihan, penderitaan yang begitu mendalam dan menyiksa. "Maaf ... Aku akan minta Titan untuk mengantarmu pulang. Rekan-rekanku kena musibah, jadi ... aku harus ke sana." Yesa tidak menoleh sedikit pun. Pada saat seperti ini pun, dia tetap mempertahankan harga dirinya dan tidak ingin siapa pun melihat air matanya. Aku tidak berkata apa-apa, hanya menatap punggungnya saat dia pergi. "Saking nggak inginnya melihat orang yang kita pedulikan menangis, kita akhirnya memilih untuk berkorban diam-diam. Kalau memang hidup kita harus berakhir demi memberikan mereka hidup yang damai, harus mati pun nggak akan menyesal, 'kan?" Aku bergumam pada diriku sendiri setelah Yesa pergi. "Na

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.