Bab 108
“Jika tidak, aku akan memiliki hati nurani yang selalu merasa bersalah bekerja untukmu.”
Aura langsung mengerutkan keningnya mendengar kata-kata Luna. Dia segera membuka pintu mobil dan turun dari mobil.
Dia berjalan melewati Luna. “Aku menantangmu untuk mengatakan sepatah kata lagi seperti itu!”
Luna menatapnya dengan dingin. “Itu akan tetap sama tidak peduli berapa banyak yang aku katakan.”
Aura menggertakkan giginya.
Luna mengenakan seragam pelayan murahan tanpa riasan di wajahnya. Dia tampak miskin dan sengsara. Beraninya dia menatapnya dengan mata itu!
Sikap acuh tak acuh di matanya membuat Aura merasa seperti berada di peringkat yang berbeda dibandingkan dengan Luna. Mata yang dingin dan merendahkan itu sama seperti Luna Gibson saat itu!
Melihat Luna saat itu, Aura bahkan merasa kembali berada di bawah bayang-bayang Luna Gibson. Pada pemikiran itu, Aura menjadi marah.
Dia tidak bisa menemukan Luna Gibson atau menanganinya. Bisakah dia bahkan tidak perlu berurusan dengan seorang p
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link