Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 2

Adriel pingsan selama beberapa waktu dan memimpikan hal yang aneh. Hari sudah berganti saat dia membuka mata. Adriel terkejut melihat seorang kakek berambut putih duduk di depannya. "Bocah, nggak perlu cemas. Aku sudah menyembuhkan mata dan semua luka-lukamu." Kakek itu berkata dengan wajah yang penuh kebaikan dan kelembutan. Adriel diam-diam mencubit dirinya sendiri, sangat sakit. Dia yakin ini bukanlah mimpi, tetapi pikirannya masih kacau. "Hidupku nggak akan lama lagi, hanya tersisa sedikit waktu. Aku lega bisa memiliki murid sepertimu sebelum aku pergi." Kakek itu mengangkat tangan dan mengisyaratkan Adriel untuk bersimpuh. "Berlututlah dan hormatilah aku, gurumu, maka aku akan menjelaskannya kepadamu." Tanpa ragu, Adriel segera bersimpuh dan memanggil kakek itu guru. Kakek itu mengelus kepala Adriel dengan penuh kelegaan. "Anak yang baik! Duduklah dengan baik, dengarkan dengan serius apa yang akan aku katakan. Ingatlah, jangan beri tahu pada siapa pun." Adriel duduk di samping kakek itu dan mendengarkan dengan tekun. Kakek itu mengatakan kalau Adriel memiliki kemampuan mata ganda yang sangat langka. Namun, dia tidak bisa mengaktifkan kemampuannya karena operasi kornea. Adriel menyadari kalau matanya berbeda sejak dia lahir. Orang normal hanya memiliki satu pupil di satu mata, sedangkan dia terlahir memiliki dua pupil. Sejak Adriel kecil, dia dipandang rendah dan dianggap sebagai monster oleh teman sekolahnya. Hanya kedua orang tuanya yang tidak memandang rendah dirinya. Kemudian kakek itu memberi tahu Adriel tentang identitas dan asal-usulnya, lalu memberikan instruksi terakhir. Setelahnya, kakek itu tiba-tiba menekan dahi Adriel dengan jarinya dan seketika itu juga pengetahuan-pengetahuan memenuhi pikiran Adriel. Kakek itu mewariskan semua ilmu pengetahuan yang dia miliki pada Adriel, lalu kepala kakek itu terkulai dan meninggal dengan damai, tubuhnya berubah menjadi abu dan terbang tertiup angin. "Guru, aku akan memenuhi keinginanmu dan akan membalaskan dendammu." Guru yang hanya bertemu sekali ini memberikan Adriel kesempatan baru, seperti orang tua kedua baginya. Adriel sangat berterima kasih dan menghormatinya. Adriel membuka tas ajaib yang diberikan oleh gurunya sebelum meninggal, mengambil satu buah Pil Pemurnian yang langka dan langsung memakannya. Tubuhnya segera mengalami perubahan. Luka-luka di tubuhnya mulai terkelupas, kotoran hitam keluar dari pori-porinya. Dia mengalami pemurnian dari dalam ke luar tubuh, seperti dilahirkan kembali. Pil Pemurnian ini dapat melakukan teknik pembersihan sumsum membawa Adriel melewati batas kemampuannya dan masuk ke potensial yang belum sepenuhnya tersadarkan. Hal yang paling penting, Adriel merasa kemampuan mata gandanya bangkit. Selain itu, dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuannya, potensi dari kemampuan mata ganda akan terus terstimulasi, menciptakan berbagai keajaiban dan kemampuan yang luar biasa. "Ana, Yasmin, kalian Ibu dan Anak adalah orang yang paling nggak tahu berterima kasih! Kalian pasti nggak bisa membayangkan kalau aku mendapat keberuntungan karena bencana. Bencana besar tapi aku berhasil melewatinya!" "Aku akan membuat kalian membayar semua perbuatan kalian!" Adriel menyelesaikan teknik Pembersihan Sumsum dan berhasil menguasai kemampuan awal dari mata ganda, yaitu kemampuan untuk menyembunyikan mata ganda sesuai dengan keinginannya. Kalau tidak, Adriel khawatir matanya akan langsung diambil kalau ditemukan oleh orang lain. Adriel mengikuti keinginan gurunya dengan menyebar abu jenazahnya ke sungai. Setelah itu dia segera pergi ke rumah keluarga Juwana. Dia sudah tidak sabar untuk membalas dendam pada keluarga Juwana! Adriel melompat masuk ke taman besar di vila keluarga Juwana. Begitu membuka pintu, dia melihat pemandangan yang tidak bisa dia percayai. Ana setengah terbaring di sofa sambil memegang sebuah buku dan membacanya. Adriel paling terkejut dengan ketelanjangan Ana, dengan tubuh sempurna dan mempesona. Meskipun telanjang, Ana tidak terlihat murahan, dia terlihat seperti patung seni yang halus. Lekukan tubuh yang elegan memancarkan daya tarik yang unik, membuat orang lain terpesona. Meskipun Ana sudah melahirkan, tubuhnya tetap terjaga dengan baik, ditambah dengan berbagai perawatan membuat tubuh Ana terlihat seperti wanita berusia dua puluhan. Ana pernah mengalami penderitaan yang mengerikan. Saat usianya lima belas tahun, dia diperkosa oleh seseorang yang berpengaruh dan melahirkan Yasmin. Kemudian, Ana melarikan diri dari kendali orang itu dengan Yasmin dan akhirnya sampai di Kota Silas. Meskipun Adriel berusia dua puluh tahunan, dia masih perjaka sejati dan belum pernah melihat pemandangan seprovokatif ini sebelumnya. Kedua matanya hampir terlepas keluar. Gluguk! Adriel tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah! Siapa yang bisa membayangkan kalau Ana yang selalu anggun dan elegan ternyata begitu menggoda. Tidak suka memakai pakaian di rumah, apa mungkin dia merasa pakaian akan membatasi tubuh sempurnanya? Adriel tidak tahu kalau selama dua tahun ini, Ana dan Yasmin memiliki kecenderungan khusus ini, yaitu tidak suka memakai pakaian di rumah. Toh, selain pelayan rumah, hanya ada seorang yang buta. Tentu saja Ana dan Yasmin tidak perlu khawatir. Ana melihat Adriel kembali dan berkata dengan terkejut, "Kamu ternyata nggak mati?" "Aku nggak mati, pasti membuatmu kecewa, ya?" Adriel menggertakkan giginya dan berjalan menuju Ana, tetapi matanya tidak bisa berhenti melihat tubuh Ana. Darahnya mulai mendidih. Ana sama sekali tidak menyadari kalau mata Adriel sudah pulih. Raut wajah Ana penuh penghinaan. "Kalau aku ingin membunuhmu, kamu nggak akan bisa hidup sampai hari ini." "Jadi aku harus bersyukur atas belas kasihmu karena nggak membunuhku?" Adriel juga senang untuk terus berpura-pura buta, pemandangan yang indah ini cukup untuk membuat seluruh pria di Kota Silas menggila. Sementara Adriel bisa menikmatinya dengan bebas. Kenapa tidak? Ana terus membaca bukunya, sama sekali tidak mau mengangkat mata untuk melihat Adriel, lalu berkata, "Pergilah ke kandang kucingmu, jangan berdiri di depanku." Adriel sangat membenci dengan sikap Ana. Jelas-jelas Ana-lah yang membalas budi denan mengambil harta keluarga Lavali, tetapi wanita itu masih memandang rendah Adriel dan memperlakukannya seperti kucing. Pak! Adriel segera merampas buku dari tangan Ana dan melemparkannya ke udara. "Aku bukan kucing peliharaanmu!" Ana tiba-tiba bangkit, dua dadanya bergetar ringan. "Kamu gila, ya!" Ana menunjuk ke ruang bawah tanah dan berteriak dengan nada dingin, "Pergi! Lenyaplah dari padanganku sekarang juga!" Adriel memegang leher Ana dan menekannya ke sofa. "Ana Juwana, dengarkan baik-baik. Mulai hari ini, aku bukan lagi orang nggak berguna yang bisa kalian siksa semau kalian!" "Selama dua tahun terakhir, semua penindasan kalian padaku, akan kubalas satu per satu!" Ana adalah seorang wanita tangguh yang memiliki pengalaman hidup dan mengalami banyak penderitaan. Meskipun sedikit terkejut dan tidak siap, Ana menganggap remeh Adriel yang buta. "Kamu ingin balas dendam kaya gimana? Membunuhku? Aku bertaruh kamu nggak akan punya keberanian untuk melakukannya!" Ana mengancam Adriel dengan angkuh dan amarah. "Lepaskan tangan kotormu, lalu berlutut dan tundukkan kepalamu. Jilati dengan bersih semua lantai yang kamu injak, kalau nggak aku akan membunuhmu!" Sebagai pemimpin Grup Bintang, Ana memiliki kekuasaan mutlak di perusahaan dan memiliki aura yang tegas. Biasaya orang-orang tidak akan berani menentangnya. Yasmin sombong dan keras kepala tidak takut pada siapa pun, tetapi sangat takut pada Ana. Sebelum jatuhnya keluarga Lavali, Adriel pun sangat takut pada Ana dan tidak berani bertindak sembrono di depannya. Namun, sekarang Adriel sudah menjadi mahaguru bela diri tingkat tinggi, jadi kekuatan Ana yang kuat pun tidak bisa menekannya lagi! "Membunuhmu, terlalu mudah bagimu. Lagi pula, dulu kamu adalah orang yang kutakuti. Bagaimana aku bisa membunuhmu?" Saat ini api jahat muncul di dalam tubuh Adriel. Tiba-tiba muncul sebuah pemikiran yang gila dalam benaknya. Ana tidak menghiraukan Adriel dan berkata, "Nggak berani membunuhku, apa ingin memperkosaku? Lucu sekali! Bagaimana mungkin Michael Lavali mempunyai anak nggak berguna sepertimu!" "Kamu pikir aku nggak berani?" desis Adriel dengan suara parau. Namun, Ana hanya tertawa sarkasme dan berkata, "Anggap kamu berani, memangnya bisa? Yasmin sudah membuatmu impoten!" "Sekarang kamu nggak hanya buta, tapi impoten. Seumur hidup kamu nggak bisa menyentuh seorang wanita, kamu hanya bisa menjadi seorang pecundang!" "Aku akan mengatakannya terakhir kali. Segera pergi, kalau nggak kamu nggak perlu terus hidup seperti kucing. Aku akan membuatmu mati dengan cara yang menyakitkan." Kata-kata Ana ini sama sekali bukanlah ancaman lisan, hanya sekadar bicara saja. Ana bisa menjadi seperti hari ini, bisa menjadi pengusaha wanita paling terkenal di Kota Silas dengan kecerdasan, kemampuan dan kekejamannya! Sejak awal Adriel sudah dipenuhi dengan pikiran jahat. Setiap celaan dan penghinaan Ana, benar-benar memicu kemarahan dan kegilaannya, menghancurkan akal sehatnya. "Ana, kamu yang memaksaku melakukan ini! Sekarang juga akan kubuktikan padamu apa aku benar-benar seorang pria atau bukan!"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.