Bab 224
"Gadis bodoh, akan berbahaya kalau kalian tetap di sini," kata Adriel.
Vivian tentu saja memahami hal itu. Namun, hatinya tetap merasa sedih. Dia enggan untuk berpisah.
"Kak Adriel, apa aku masih bisa kembali untuk menemuimu nanti?" tanya Vivian sambil menangis.
"Tentu saja bisa. Jangan menangis lagi, kamu sudah menangis sampai seperti kucing kecil. Nggak cantik lagi, tahu," balas Adriel.
Adriel tersenyum, mengeluarkan tisu untuk menghapus air mata Vivian.
Namun, tiba-tiba Vivian berjinjit, memberikan sebuah ciuman manis.
Adriel sedikit terkejut, tidak menyangka bahwa Vivan yang biasanya pemalu dan pendiam bisa bersikap seberani itu.
Namun, sebelum Adriel sempat merespons, Vivian sudah menghentikan ciumannya. Wajahnya langsung memerah, lalu dia berlari keluar.
Adriel merasakan kehangatan bibir Vivian yang masih tertinggal di bibirnya, lalu tersenyum sambil berkata, "Gadis ini terlalu asal-asalan."
Adriel mengambil koper, lalu melangkah keluar. Sementara itu, Vivian sudah masuk ke dalam
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link