Bab 1769
Namun, tepat saat itu, sosok di langit mulai memudar perlahan, seakan waktu keberadaannya di sini telah mencapai batasnya. Dia mengulurkan tangan, seolah ingin meraih Pembantai Darah dari kejauhan.
Namun, rencana meledakkan diri Pembantai Darah hanya membutuhkan sepersekian detik untuk dimulai, bahkan dirinya sendiri tidak lagi bisa menghentikannya. Sudah terlambat ...
"Nggak!" jerit Liana dan yang lainnya dengan wajah pucat pasi.
Energi destruktif yang memancar dari tubuh Pembantai Darah bagaikan amarah dewa-dewi kuno. Ledakan raja ilahi setengah langkah ini akan menghancurkan segalanya, meluluhlantakkan medan perang, dan menyeret hampir semua orang ke kematian.
"Ini akhir kita!" bisik Yasmin, wajahnya memucat hingga seperti tak berdarah.
Di sisi lain, Wennie menjerit pilu, suaranya memecah hati.
"Adriel!" Leony memekik dengan panik.
Di dekatnya, Dahlia mencengkeram erat pedang kuno di tangannya, wajahnya pucat sepucat kertas. Bahkan pedang yang dia genggam tampak bergetar.
"Bersama k
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link