Bab 1172
Namun, ular raksasa itu tidak bergerak sedikit pun, sama sekali tidak menghiraukan Adriel. Matanya hanya memancarkan kilatan rakus. Ia membuka mulut besarnya, hendak menelan Herios dalam satu gigitan.
Jelas bahwa Herios adalah mangsa yang paling diinginkannya!
Mulut besar yang penuh darah mendekat, mengeluarkan bau busuk yang menusuk hidung.
Herios merasa seperti jatuh ke dalam lubang es. Wajahnya pucat pasi. Apakah hari ini benar-benar akan menjadi akhir hidupnya?
"Mati bersama badut sepertimu adalah penghinaan bagiku!"
Herios merasa marah dan tidak rela. Jika dia harus mati, seharusnya dia mati dengan cara yang heroik, bukan di tangan seseorang yang rendahan seperti Adriel. Meski mati pun, dia tidak akan merasa tenang.
Namun, pada saat itu terdengar suara pelan, "Anggap saja kamu beruntung. Menyingkirlah ke samping."
Adriel menendang Herios yang terluka parah dan tidak mampu melawan ke samping.
Jika bukan karena ular raksasa ini akan menjadi lebih kuat setelah menelan Herios dan memb
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link