Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 4

Carina mengetahui jika temannya adalah orang yang pemarah, jadi dia tersenyum dengan tidak berdaya pada saat ini. Setelah dipikir-pikir, Carina memutuskan untuk datang ke sana. Bukan karena dia ingin menemui model pria, melainkan mencari pekerjaan .... Carina tidak tahu apakah dia bisa memenangkan gugatan itu atau tidak. Tapi Carina harus mencari uang untuk menghidupinya dan ibunya. Beberapa waktu yang lalu, Elsa pernah mengatakan jika departemen proyek perusahaan mereka sedang kekurangan orang, mungkin dia bisa menanyakan hal ini padanya. Carina keluar setelah berganti pakaiannya dengan gaun putih dan mantel abu-abu. Langit baru saja menggelap, jadi belum ada banyak orang di dalam bar. Setelah masuk ke dalam, Carina melihat Elsa sedang melambaikan tangan padanya, "Nana, aku di sini!" Sudut mulut Carina berkedut setelah menghampirinya. Tidak disangka Elsa benar-benar memanggil 8 model pria untuk menemaninya. Masing-masing dari mereka duduk di sebelah kiri dan kanan Elsa sambil memberi buah untuknya. Terkadang Elsa juga menyentuh wajah mereka, dia benar-benar terlihat seperti seorang kaisar yang dikelilingi dengan wanita cantik sambil tersenyum dengan puas. "Kenapa kamu diam saja di sana? Cepat duduk," ujar Elsa sambil melirik ke samping. Keempat model pria segera menghampiri Elsa, lalu mengelilinginya. Salah satu model yang tampan memberikan anggur yang sudah dikupas pada Carina, lalu berkata, "Kakak, makanlah anggur ini." "..." Suara ini bahkan lebih feminin daripada suara wanita yang membuat seluruh bulu kuduk di tubuh Carina berdiri setelah mendengarnya. Carina menepis tangan model itu dengan tidak nyaman dan berkata, "Maaf, aku nggak suka makan anggur." "Kalau begitu, minumlah arak ini," ujar model lain yang terlihat seperti seorang atlet. Model itu mendekatkan gelas arak ke bibir Carina, lalu meletakkan tangannya di kaki Carina sambil membelainya. Kulit kepala Carina mati rasa, kenapa adegan ini terlihat seperti ... dia yang memanggil mereka? Carina sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Saat dia hendak menolak dan menyuruh mereka untuk pergi, Carina bertatapan dengan sebuah tatapan yang dingin .... Tidak jauh dari sana, Henry sedang memegang segelas arak berwarna biru sambil menatapnya tanpa ekspresi apa pun. Terdapat tatapan sarkasme dan mengejek di matanya. Henry meletakkan gelas arak, lalu pergi setelah mengenakan mantel. Tatapannya .... Jangan-jangan dia salah paham? Terserah dia ingin berpikir seperti apa, lagi pula Henry tidak pernah memercayainya. Selain itu, Henry juga sudah tidak memiliki hubungan apa pun dengannya. Lalu kenapa kalau dia salah paham? Carina tidak memedulikan hal ini. Carina berdiri dari kerumunan model pria, lalu melirik Elsa. Elsa melambaikan tangannya untuk menyuruh 8 model pria itu pergi. "Apa yang mau kamu katakan sampai ekspresimu seserius ini?" Carina menyesap arak, lalu berkata, "Aku sudah mengajukan gugatan perceraian." Ucapan ini seperti petir di siang bolong! Elsa menggenggam tangan Carina dengan kuat, lalu berkata dengan gembira, "Kamu memang hebat, kamu bukanlah orang yang mendahulukan perasaan! Marco sama sekali nggak pantas bersanding denganmu, memang sudah saatnya bagimu untuk meninggalkannya dan cari pria yang lain!" Elsa tidak pernah menyukai Marco. Pada tahun pertama setelah Marco mengalami kecelakaan, dia sangat pemarah dan sulit untuk dilayani. Marco bahkan memiliki ibu yang selalu mencari kesalahan Carina, serta selalu bersikap seperti orang yang paling benar. Dia bahkan sengaja mencari masalah, lalu memaksa Carina untuk berdiri di tengah salju pada musim dingin, yang membuat Carina mengalami demam dan hampir menjadi orang bodoh. Sedangkan Marco tidak melakukan apa pun selain mengucapkan beberapa kata. Carina benar-benar telah menderita selama tiga tahun ini. Elsa merasa senang karena akhirnya Carina memutuskan untuk bercerai. "Oh, ya. Apakah kamu sudah menemukan pria yang tidur bersamamu saat diberi obat oleh ibu mertuamu?" Elsa tidak bisa menahan dirinya untuk mengutuk saat teringat dengan hal itu, "Dasar pria bajingan, nggak disangka dia kabur setelah melakukannya, dia benar-benar sangat nggak bertanggung jawab! Kalau aku menemukannya, aku pasti akan mengirimnya ke penjara!" Carina tidak terlalu mengingat kejadian malam itu. Hanya saja, terdapat beberapa ingatan yang membuat wajah Carina memerah dan jantungnya berdetak dengan cepat. Carina mengerutkan bibirnya, lalu berkata dengan canggung, "Lupakan saja. Dia cuma pria asing, sama sekali nggak perlu bertanggung jawab atas tindakannya. Anggap saja aku sehabis ... dicakar oleh kucing." Sedangkan pria yang dianggap sebagai kucing baru saja pergi .... Carina segera mengalihkan topik pembicaraan, dia bertanya, "Hari ini aku datang karena ada yang mau kutanyakan padamu. Bukankah kamu pernah bilang kalau departemen proyek perusahaanmu masih butuh orang? Bisakah kamu merekomendasikanku pada departemen personalia agar aku bisa mengikuti wawancara?" Elsa berkata sambil mengerutkan keningnya, "Anggota departemen proyek selalu pergi dinas dengan atasan mereka, itu adalah pekerjaan yang sangat melelahkan." Carina berkata sambil tersenyum, "Mana ada pekerjaan yang nggak melelahkan? Bukankah kamu yang kerja di bagian keuangan juga lembur setiap harinya?" "Kamu yakin?" Elsa ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Aku akan cari cara untuk merekomendasikanmu." Carina adalah lulusan perguruan tinggi, selain itu CV-nya juga sangat bagus. Tapi .... Tapi Carina langsung menikah setelah lulus kuliah dan tidak memiliki pengalaman bekerja. Industri robotik telah mengalami perubahan yang besar selama beberapa tahun ini, yang membuat persyaratan untuk merekrut karyawan sangatlah tinggi. CV bagi orang yang sama sekali tidak memiliki pengalaman kerja akan langsung ditolak, bahkan tidak akan diberikan pada pewawancara. Carina mengangkat gelas araknya dengan penuh terima kasih, lalu bersulang dengan Elsa, "Terima kasih, aku akan mentraktirmu lain hari!" Elsa mendongak untuk meminum arak dari gelasnya, kemudian berkata sambil melambaikan tangannya, "Kamu nggak perlu berterima kasih padaku. Saat aku berada dalam keadaan terpuruk, aku pasti sudah mati kalau bukan karena kamu. Ini hanya panggilan untuk wawancara, kamu tunggu saja kabar baik dariku." Saat mengungkit masa lalu, Carina tersenyum pahit dengan tatapan sedih di matanya. Dia dan Elsa benar-benar memiliki nasib yang malang, mereka berdua bersulang sambil memikirkan masalah mereka sendiri. Tidak lama kemudian, arak di atas meja sudah hampir habis. Elsa sudah sedikit mabuk sekarang, dia berkata sambil bersendawa, "Bagaimana kalau kita panggil para model itu? Aku menghabiskan gaji sebulanku demi memanggil mereka, sebaiknya jangan disia-siakan." Ponsel Elsa berdering setelah dia selesai bicara. Raut wajah Elsa terlihat sangat buruk setelah menjawab panggilan ini. Dia berkata sambil berdiri, "Atasanku tiba-tiba menyuruhku lembur, aku harus pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik." Elsa segera meninggalkan bar setelah mengatakan ini. Carina mengangguk. Dia memiliki banyak masalah akhir-akhir ini, jadi Carina tidak bisa menahan dirinya untuk minum beberapa gelas arak lagi. Kedua pipinya bahkan sudah memerah pada saat ini. Model yang sebelum ini memberi anggur pada Carina datang lagi. "Kakak, namaku Aldy," katanya sambil duduk di samping Carina. Aldy menuangkan segelas arak, lalu menyerahkan gelasnya pada Carina, "Minum arak sendirian benar-benar sangat membosankan, biarkan aku menemanimu." Pada dasarnya Carina memiliki wajah yang cantik, apalagi saat ini dia sudah sedikit mabuk. Kedua mata Carina yang seperti bunga persik sedikit menyipit, hal ini membuat Carina semakin terlihat menawan. Aldy bahkan terpana olehnya, "Kakak, kamu cantik sekali. Kamu seperti dewi yang turun ke bumi." Saat ini Carina sudah mabuk, jadi dia tidak lagi bersikap sekaku sebelumnya. Dia terkekeh, lalu berkata, "Mulutmu manis sekali." "Apakah Kakak mau mencicipinya?" Aldy menarik tangan Carina untuk menyentuh mulutnya, matanya dipenuhi dengan harapan dan godaan. Carina menyipitkan matanya, lalu perlahan-lahan mendekati Aldy, "Oh? Bagaimana aku harus mencicipinya?" "Kakak ...." Pada awalnya Aldy hanya ingin menggoda Carina. Tapi tindakan Carina yang tiba-tiba membuat wajah Aldy memerah, jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Aldy menelan ludahnya sambil menatap bibir Carina, "Apakah Kakak nggak bisa? Kalau gitu aku akan mengajarimu." Carina mendorong Aldy saat dia hendak menciumnya yang membuat Aldy memasang ekspresi sedih. "Tapi aku sudah menikah." "Aku nggak keberatan," ujar Aldy sambil menarik tangan Carina untuk menyentuh otot perutnya. "Kakak, dulu aku nggak bekerja sebagai model pria. Aku juga belum pernah pacaran, tubuhku sangat bersih." "Apa maksudmu?" Carina tersenyum tipis sambil menatap orang di depannya. Menawan dan murni, dia benar-benar lebih menggoda dari siluman. Aldy kembali terpana olehnya. Aldy merasa hatinya sangat gatal, dia mendekati telinga Carina, lalu membisikkan kata-kata yang ambigu. "Kakak, aku akan melayanimu dengan baik. Bagaimana kalau kita pergi ke hotel sekarang?" Pada saat ini, terdapat sebuah bayangan yang menyelimuti mereka .... Raut wajah Henry terlihat sangat masam, dia meraih pergelangan tangan Carina untuk menariknya menjauh dari Aldy. Aldy merasa terkejut saat melihat hal ini dan hendak berbicara, tapi dia terdiam saat bertatapan dengan tatapan Henry yang tajam. Henry menggendong Carina, lalu berjalan keluar tanpa mengatakan apa pun. Terdapat mobil Bentley abu-abu perak yang diparkir di luar bar. Henry menggendong Carina dengan satu tangan, membuka pintu samping pengemudi, kemudian meletakkannya di atas kursi. Carina sudah mabuk, yang membuat kepalanya terasa pusing. Henry membungkuk untuk membantu Carina memasang sabuk pengaman. Aroma dingin yang hanya dimiliki oleh Henry tercium oleh Carina yang membuatnya tanpa sadar memeluk Henry. Tangan Carina memasuki pakaian Henry, lalu menyentuhnya berulang kali, kemudian berkata, "Aldy, otot perutmu keras sekali." Raut wajah Henry terlihat sangat buruk saat melihat Carina menganggapnya sebagai model pria itu. "Carina, buka matamu. Lihat baik-baik siapa aku," kata Henry dengan kesal. Carina bersandar di pelukan Henry. Ekspresi Henry berubah, tatapan matanya langsung menggelap pada saat ini. Henry menahan tangan Carina yang sedang bergerak dengan sembarangan, lalu menatapnya dengan ekspresi rumit. Wanita ini masih saja sama seperti dulu dimana dia akan menjadi lebih berani saat mabuk. Henry tidak bisa menahan diri untuk mengingat kejadian pada 5 tahun sebelumnya dimana Carina mabuk dan menggodanya. Itu adalah pertama kalinya mereka melakukan hal yang terlarang ....

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.