Bab 865
Mata indah Steven yang semerah darah menatap tajam Windy.
Windy sangat ketakutan hingga tubuhnya gemetar, bahkan tidak berani bernapas. Dengan panik dia menjelaskan. "Pak Steven, aku beneran nggak bermaksud macam-macam. Aku cuma khawatir sama kondisimu!"
Steven menekan sandaran sofa dengan kedua tangannya, mencoba untuk berdiri.
Begitu berdiri, dia merasa pusing yang hebat. Sensasi panas yang luar biasa dalam dirinya makin terasa dan menyebar kaki dan tangan.
Steven berjalan dengan susah payah sambil menopang diri di dinding dan keluar dari ruang pesta.
Namun, Windy tidak menyerah begitu saja. Dia segera mengejarnya keluar.
Malam ini adalah kesempatan langka baginya!
Dia harus memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya. Jika dia bisa membuat Steven jatuh ke dalam perangkapnya, Clarine dan Zaskia tidak akan bisa menghalanginya!
Pada lorong yang sepi keberanian Windy makin besar. Dia langsung melompat ke arah Steven, membenarkan kata-kata ayahnya, tidak tahu malu sama sekali!
"Pak Steven, li
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link