Bab 188
Rio menyipitkan matanya dan bergegas berdiri menyambutnya.
"Papa, kok bisa datang?"
Dan tatapannya menatap ke arah Clarine dengan khawatir.
"Kamu boleh datang, lalu Papa nggak boleh? Rio, kamu ini, mau datang pun nggak kasih tahu Papa, padahal kalau bisa datang berdua kan lebih bagus."
Rafael menggerutu sejenak, lalu tersenyum sambil mengangkat alis dan memberi hormat kepada Hendrik. "Tuan Hendrik, lama nggak bertemu. Meski rambutmu sudah berubah, wajahmu tetap tampan dan semakin bugar!"
"Aduh! Rafel! Maaf nggak menyambut kedatanganmu dengan baik!" Hendrik bergegas berdiri dan menjabat tangan Rafael.
Robert dan istrinya, serta beberapa orang lainnya juga bergegas berdiri.
Steven terkejut dengan kedatangan Rafael, dia merasa terheran-heran dan alisnya mengkerut kebingungan.
Seingatnya sebelum pesta ulang tahun, dia sudah memeriksa beberapa kali daftar tamu undangannya, tetapi tidak ada nama anak dan ayah dari keluarga Tanuwijaya ini. Melihat reaksi terkejut kakeknya, sepertinya kakeknya
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link