Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 16

"Wah, siapa wanita yang duduk di samping wanita cantik itu? Bukankah itu Rio, CEO dari Grup KS Lambogia?" Alis Michael menukik ke atas dan merasa sangat senang seraya berkata, "Bukankah Rio selalu menjaga kesucian dirinya dan tak pernah menginjakkan kakinya di tempat seperti ini? Haha, kenapa kamu bisa datang ke sini malam ini?" Tidak heran Steven dan Michael sama-sama salah mengenali Tanuwijaya bersaudara ini. Karena keempat kakaknya Clarine adalah anak kembar. Di antara mereka berempat, tampang Kak Rio dan Kak Gerry terlihat sama persis. Orang yang mengenal mereka, akan sering salah mengenali mereka. "Sial, aku cemburu. Wanita secantik itu seharusnya menjadi kekasihku. Apa yang bisa kulakukan kalau sudah bersama dengan Rio?" ucap Michael yang semakin antusias. Clarine yang ada di bawah tersenyum manis pada pria itu. Steven merasa sesak di hatinya. Dulu, senyuman itu hanya untuk dirinya seorang. Yang lebih menyebalkan lagi adalah ada banyak berita skandal yang sepertinya tak berpengaruh pada wanita itu. Wanita itu masih bisa bersenang-senang! Di sisi lain, Steven menghabiskan waktunya sepanjang hari seperti istri yang kumal dan bingung karena sibuk membereskan kekacauan atau memikirkan bagaimana menjelaskan masalah ini pada wanita itu. "Hei, kenapa aku nggak mengajaknya malam ini? Walaupun dia wanitanya Rio, aku nggak peduli. Dengan seorang penjaga gawang, aku masih bisa mencetak gol," kata Michael sambil menjilat bibi bawahnya dan bersiap untuk menghampiri Clarine. "Jangan dekati dia. Dia adalah istriku." Michael terkejut dan membelalakkan matanya bingung. "Mantan istri," imbuh Steven dan tenggorokannya terasa panas, seolah-olah tertusuk duri yang tajam. "Apa?! Dia adalah mantan istrimu yang nggak peka dan nggak berpengetahuan itu?! Kak, kamu buta atau bodoh? Ini hanya pesona pribadi, tapi wanita itu ratusan kali lebih cantik daripada Rachel yang kamu rindukan!" Steven melirik ke arah Michael dengan aura dingin. Kaisar Sanmara dengan enggan menjulurkan lidahnya yang menunjukkan kekalahannya. "Ya ampun, aku juga merasakannya. Lagi pula, saat aku bilang aku mau bertemu dengan istrimu, kamu bilang aku nggak perlu menemui wanita seperti itu." "Kupikir penampilannya seperti dinosaurus, tapi tak kusangka ... Duh! Kamu mau ke mana?!" Sebelum Michael selesai berbicara, Steven sudah bergegas keluar. ... Clarine dan Kak Gerry sudah minum hingga tiga gelas dan pipi putih mereka sudah semerah buah persik. "Clarine, kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Gerry khawatir ketika melihat Clarine sedikit mabuk. "Ayo lagi! Kocok dadunya!" Clarine memiliki toleransi yang bagus terhadap alkohol. Hanya saja karena dia menahan emosinya, jadi dia cepat sekali mabuk. Saat ini, atasan Gerry menelepon. Mau tidak mau dia harus segera menjawabnya. Jadi, dia meminta maaf dengan berkata, "Clarine, aku tunggulah di sini dengan baik. Aku akan segera kembali setelah angkat telepon." Clarine melambaikan tangannya dengan anggun karena mabuk dan berkata, "Baik!" Karena "jaring pelindung" dilepas untuk sementara, jadi pria-pria di sekitarnya perlahan mendekati Clarine seperti hiu yang mencium darah. Mata Clarine berkedip dan malas menyapu tatapannya pada mereka, seolah-olah dia memilih-milih untuk menatap seseorang. Satunya terlalu pendek, ada yang terlalu kurus, hidungnya terlalu pesek, matanya terlalu sipit ... Tak ada seorang pun yang bisa menandingi mantan suaminya. Sayangnya, meskipun kulitnya begitu bagus, tetapi ternyata mantan suaminya sangat payah dan berhati busuk. Dia sangat mengecewakan Clarine yang awalnya sangat senang bisa bersamanya. Saat ini, Clarine memperhatikan orang-orang yang duduk di ruangan VIP sampingnya. Ada beberapa pria kaya yang sedang bersorak, hingga seorang pria menuangkan minuman untuk seorang gadis. Pria yang tersenyum dengan tampang cabul adalah kakak kandung Rachel, Freddy Liam! Yang lebih tak tertahankan lagi adalah Clarine dengan tatapan mata yang tajam, melihat salah satu anak orang kaya yang diam-diam mencampurkan obat ke dalam gelas dan menyerahkannya pada Freddy. Saat itu, Clarine sangat marah, lalu dia segera berdiri dan berjalan menuju mereka. "Hei! Cantik." Beberapa anak orang kaya itu melihat ke arah Clarine dan air liur mereka hampir menetes. Ketika Freddy melihat kecantikan yang luar biasa itu, tiba-tiba seorang wanita yang berada di pelukannya langsung kehilangan pesonanya. "Kalian bersenang-senang seperti ini, kenapa nggak mengajakku juga?" tanya Clarine dengan tatapan mata yang mabuk dan menambah pesona. "Cewek, kamu mau main apa? Biar Kakak yang menemanimu," ucap Freddy sambil menjilat bibirnya dengan mata cabulnya. Clarine mengambil segelas anggur yang sudah diberi obat dan berkata, "Mudah. Kamu minumlah segelas wine ini." Beberapa orang terdiam, lalu wajah mesum Freddy menjadi frustasi. Semua orang tahu bahwa gelas wine ini sudah dicampur dengan obat bius yang cukup tinggi. Hanya orang bodoh yang mau meminumnya! "Nggak mau? Aku bantu kamu minum!" Begitu selesai berbicara, mata almond Clarine menatap tajam, lalu mengangkat tangannya untuk menuangkan segelas wine ke wajah Freddy! Semua orang terkejut, lalu gadis tadi pun menjerit dan menghindar ke samping.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.