Bab 472
Tidak ada jawaban.
Heru tiba-tiba merasa khawatir, dia melirik Faris yang tampak santai, lalu menelepon Rina.
Meskipun sedikit memalukan, itu lebih baik daripada cacat.
Namun, Rina sedang tidur dan ponselnya dalam mode hening. Tidak ada yang menjawab panggilan Heru!
"Gimana, nih ..."
Heru mengamati anggota keluarga Yulianto, kemudian pandangannya tertuju ke Faris, dahinya bercucuran keringat dingin.
Terlalu memalukan.
Benar-benar membuat malu.
Anggota keluarga Yulianto yang lain juga terdiam.
Tidak ada yang berani berbicara dalam situasi seperti itu.
"Ckckck ..."
"Kalau nggak punya uang jangan pesan, bikin geli aja!"
"Lagaknya songong banget, kukira kamu beneran tuan muda dari keluarga tersohor atau apalah itu!"
"Nyatanya bayar makanan aja nggak mampu!"
"Kamu kubiarin pura-pura hebat, tapi sekarang tampak bodoh, 'kan?"
Penonton keramaian mulai heboh mencemooh lagi.
Sementara itu, ekspresi Heru ....
Ekspresinya tampak sangat rumit.
Bisa gawat jika terus seperti ini.
Heru mengatupkan gig

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link