Bab 466
Semua ucapan Teguh bagaikan belati yang menghujam hati nurani Heru.
Makin Teguh bicara,
makin wajah Heru merah pTedja karena merasa malu.
Pada akhirnya, Heru benar-benar merasa sangat malu.
Heru beberapa kali berusaha menyela untuk membela diri, tetapi pada akhirnya dia hanya bisa terdiam. Dia tidak tahu harus bagaimana membantah.
Tentu saja Keluarga Yulianto tidak akan membiarkan Heru dipermalukan. Mereka langsung bangkit berdiri membela Heru.
"Teguh!"
"Apa yang kamu bicarakan! Lagakmu saja kayak kamu paham tentang pengobatan tradisional!"
"Teguh!"
"Dasar sok hebat! Kamu itu ibarat tong kosong nyaring bunyinya!"
"Teguh!"
"Bicaramu saja hebat, tapi kamu bahkan nggak punya klinik apa-apa! Kalau memang nggak punya kemampuan, jangan bersikap sok!"
"Teguh!"
" ... "
Keluarga Yulianto mati-matian menyalahkan Teguh tanpa benar-benar memandang siapa yang salah dan siapa yang benar.
Teguh menatap semua orang itu dengan malas, lalu bangkit berdiri dan menyahut, "Kalau aku nggak paham pengobatan

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link