Bab 87
Tadi, Hendry yang berdiri di balkon bisa melihat segalanya. Dia melihat Darren memberikan tas Chanel edisi terbatas kepada Windy, tetapi Windy tidak menerimanya.
Windy menatap pria itu sambil berujar, "Apa kamu yang memberi tahu Pak Darren kalau aku suka tas?"
Hendry mengangkat alisnya yang tegas. "Bukannya begitu? Aku ingat kamu menyukainya."
Windy menarik sudut bibirnya membentuk senyuman simpul. "Aku nggak suka. Aku lebih suka yang lebih mahal, seperti kalung berlian. Lain kali, suruh Pak Darren memberiku kalung berlian saja."
Wajah Hendry yang tampan langsung berubah muram. Pembicaraan ini berakhir dengan suasana tidak menyenangkan.
"Jadi, foto apa yang ayah angkatmu kirimkan hari ini?" tanya Hendry.
Sebenarnya, tadi Windy berniat untuk menceritakan soal foto itu dan Aditya, tetapi sekarang dia berubah pikiran. Dengan nada acuh tak acuh, Windy menjawab, "Hanya foto masa kecilku yang dia ambil."
Hendry ingin bertanya lebih lanjut, "Ayah angkatmu ... "
Windy memotong ucapannya, "Pak
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link