Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 154

Oh, ternyata itu masalahnya. Windy segera mengambil pena sambil berkata, "Tunggu sebentar, Pak Hendry, biar kutulis ulang sekarang." Windy pun menundukkan kepalanya dan menuliskan resep obat di atas selembar kertas. Kepala Windy yang tertunduk membuat kemolekan tubuh Windy terlihat. Tenggorokan Hendry sontak terasa kering. Dia tahu bahwa Windy memiliki bentuk tubuh yang molek dengan pinggang yang ramping. Modal yang ampuh untuk merayu kaum pria. Anugerah dari lahir. "Windy!" tegur Hendry. Windy pun mendongak dan balas menatap Hendry dengan bingung. "Kenapa, Pak Hendry?" Ternyata Windy benar-benar tidak peka. Matanya yang jernih itu tampak sangat lugu dan polos. Tentu saja api hawa nafsu jadi bergelora dalam benak Hendry. Dia berdeham, lalu berkata, "Kalau sudah selesai, nanti tolong difoto dan kirimkan kepadaku." Windy baru terpikir bahwa Hendry yang merupakan pebisnis sibuk itu tidak mungkin punya waktu untuk menunggunya selesai menulis. Windy mengangguk mengerti. "Oke, teleponnya dit

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.