Bab 126
Hendry juga merasa ada yang tidak beres. Dia melirik Windy sebentar sebelum akhirnya melepaskan kakinya.
Kaki kecil yang putih mulus itu langsung ditariknya kembali dan disembunyikan di bawah rok.
Hendry ikut duduk tegak dan kembali ke topik utama. "Masalah ini akan aku urus ... " ujarnya.
Windy yang masih duduk bersila di tempat tidur langsung menolak. Dia berkata, "Pak Hendry, terima kasih atas niat baikmu, tapi nggak perlu."
Hendry menatapnya tajam lalu berkata, "Windy, jangan nggak tahu diri. Kamu pikir aku ingin mengurus urusanmu?"
"Kalau begitu, jangan urus! Sejak hari kamu mengusirku dari rumah keluarga Tjuara, urusanku bukan lagi urusanmu!" teriak Windy.
Suasana di antara mereka langsung memanas dan penuh ketegangan. Hendry hampir meledak karena emosi.
Windy malah menaikkan alisnya sedikit, sorot matanya yang jernih kembali menelusuri tubuh pria itu. Dia berkata, "Semalam Debby belum cukup memuaskanmu?"
Hendry terdiam seketika.
"Kalau sudah puas, kenapa masih mencariku? Apa kam

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link