Bab 106
Benar saja, wajah Lisa terpampang jelas di layar televisi.
Warna wajah Fendi seketika berubah drastis, tubuhnya membeku di tempat.
Di layar, sang pembawa berita berbicara dengan nada sarkastik, "Banyak yang bertanya, di mana ekonomi 'penjilat' terbaik? Lupakan semua, karena tersangka ini telah membuktikan dirinya sebagai yang terhebat. Di usia segini, dia rela menjual anak demi menjilat seseorang. Sungguh pengabdian yang luar biasa, menjilat dengan penuh semangat, menjilat hingga ke titik kehancuran ... "
Fendi tertegun.
Ketiga bos besar yang duduk bersamanya langsung menunjukkan ekspresi tak nyaman. Tanpa banyak bicara, mereka serempak bangkit dari kursinya.
Fendi buru-buru mencoba menahan mereka. "Pak Yudi, Pak Samuel, Pak Mudi, kalian ... "
Namun, ketiganya hanya melemparkan tatapan penuh arti kepadanya. "Pak Fendi memang luar biasa. Karismamu benar-benar nggak tertandingi. Kami jelas nggak bisa menyaingimu," ucap salah satu dari mereka dengan senyum penuh sindiran.
Tanpa berkata le

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link