Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 1

Siang itu matahari yang terik mulai beranjak naik. Tang Ruochu tengah berdiri di depan sebuah studio pengantin dengan mengenakan gaun putihnya, wajahnya terbakar panas ketika dia melihat sepasang manusia tengah berpelukan dengan penuh gairah di dalam sebuah Porsche. Seharusnya hari ini adalah jadwal pengepasan gaun pengantinnya dan dia telah berjanji untuk bertemu dengan tunangannya di depan studio. Dirinya terkejut ketika disambut dengan sebuah adegan romantis setelah sekian lama menghabiskan waktu untuk menunggu kedatangannya. Punggung pria itu menghadap ke arahnya dan saat itu dia tengah mencium seorang wanita yang berada di dalam pelukannya dengan penuh gairah sementara sang wanita menanggapinya dengan hal yang sama. Tang Ruochu melihat bibir wanita itu melengkung membentuk sebuah senyuman puas melalui jendela mobil. Seperti disambar petir disiang hari, tidak pernah terlintas sedikitpun di dalam pikirannya bahwa tunangannya akan bermain gila dengan saudara perempuannya sendiri! Air mata mulai mengalir di pipinya saat dia mencoba untuk mengatupkan rahangnya karena perasaan malu dan marah. Dia merasa sangat bodoh! Dia segera bergegas ke bawah tanpa merasa ragu sedikitpun ketika dia menerima pesan dari Ji Yinfeng lima menit yang lalu saat ia mengatakan kepadanya bahwa dia sudah sangat tidak sabar untuk melihat dirinya terbalut dalam gaun pengantin. Kini gaun yang tengah dikenakannya menjadi sebuah lelucon yang konyol. Tang Ruochu baru saja mengetahui bahwa sebelumnya Gu Ruoruo telah mengirimkan sebuah pesan kepadanya. Jelas sekali bahwa dia menginginkan dirinya untuk melihat adegan itu dan menertawakan kemalangannya. Sepertinya Gu Ruoruo dan ibunya masih belum merasa puas saat mereka berhasil merampas kasih sayang sang ayah dari dirinya, dan sekarang dia juga telah merampas tunangannya! Dia merasa sangat kecewa dengan tindakan Ji Yinfeng. Padahal pria itu sangat membenci Gu Ruoruo, tapi pada kenyataannya mereka berdua telah memberikan satu pukulan yang sangat menyakitkan. Tang Ruochu merasa seolah-olah dirinya baru saja terbangun dari sebuah mimpi buruk. Dia takut tidak bisa mengendalikan emosinya dan mulai melakukan sesuatu hal yang ceroboh, kemudian dia segera meninggalkan tempat kejadian sebelum Ji Yinfeng melihatnya. Tak lama kemudian Gu Ruoruo menghubunginya dan berkata dengan nada yang mengejek, "Kakakku sayang, kau pasti sudah melihat semuanya? Akulah wanita yang dicintai Ji Yinfeng, dia tidak akan pernah menikahimu dan aku tidak akan pernah membiarkan pernikahan itu terjadi. Dia adalah milikku, jadi kau harus mengubur impianmu untuk menikah dengannya! " Tang Ruochu menghabiskan waktu sepanjang sore itu dengan menyusuri jalanan dalam keadaan sedih, dia tidak memperdulikan dirinya yang menjadi pusat perhatian dengan wajah yang berlinangan air mata dan gaun pengantin panjang yang terseret di belakangnya. Dia masuk kedalam sebuah klub malam dan memesan banyak sekali minuman beralkohol, dia menghabiskannya sambil terus menangis. Dia ingin menenggelamkan kesedihannya dalam alkohol. Malam itu kondisi Tang Ruochu menjadi semakin buruk dan ia pun jatuh pingsan di atas sebuah sofa didalam sebuah ruang pribadi klub. Keesokan pagi, dia terbangun oleh dering suara teleponnya yang berbunyi. Tang Ruochu mengangkat teleponnya dalam kondisi yang masih mengantuk dan bahkan dia belum sempat berbicara ketika Ji Yinfeng telah berteriak kepadanya dengan nada yang keras, "Tang Ruochu, kau sedang berada di mana? Apa kau tahu bahwa kemarin aku telah menghabiskan sepanjang sore menunggumu di studio pengantin? Karena kau telah menganggap bahwa pernikahan ini bukanlah suatu hal yang penting, mari kita batalkan saja! " Kata-kata itu membuat dirinya terguncang dan tersadar dari mabuknya. Sendirian itu sangat kuat tersirat dari ucapannya dan dia merasakan sekujur tubuhnya dihinggapi dengan hawa dingin. Dia ... memang sudah tidak mempunyai keinginan untuk menikah dengannya sejak kemarin! Setelah mengakhiri percakapannya dengan Ji Yinfeng Tang Ruochu beranjak masuk kedalam kamar kecil untuk membersihkan diri dan meninggalkan ruangan itu untuk melunasi tagihannya. Seorang pria bertubuh jangkung berjalan tepat di hadapannya ketika ia sedang menyusuri koridor jalan. Dia tidak terlalu memperhatikan pria ini hingga terdengar sang asisten berkata dengan nada hormat ketika posisi mereka mendekat, "Tuan, menurut Ketua, tugas anda hari ini adalah mengambil surat nikah dengan Nona Xu dan kemudian menghadiri acara makan malam dengannya untuk merayakan pernikahanmu. " "Aku tidak punya waktu." Kalimat itu keluar dari bibir tipis sang pria dan suaranya terdengar sangat dingin. "Tapi ... Ketua berkata bahwa anda harus menikah. Jika anda tidak tertarik dengan Nona Xu, beliau akan terus mengirim beberapa calon kandidat hingga anda dapat memilih wanita yang cocok untuk dinikahi." Sang asisten berusaha menyampaikan ucapan sang Ketua dengan sangat hati-hati ketika keringat dingin mulai menetes di punggungnya. ... "Hmph, aku masih tidak percaya kalau dia belum menyerah dengan idenya ini! Silakan saja dan pilihlah kaum sosialita dari kalangan mana pun. Aku tidak akan peduli siapa orang yang kau pilih selama dia bukan orang yang dipilih olehnya untuk menghalangiku. Sejak awal aku tidak setuju dengan ide ini, "pria itu berkata sambil mengejek dan segera mulai membuat rencana singkat. ... Sang asisten hanya terdiam saat dia berkata, "Tuan ... Anda pasti sedang bercanda, bukan?" Pria itu menatapnya dengan tatapan dingin. "Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda?" Sepertinya memang tidak! Dan lagi ... pernikahan adalah sebuah tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Kenapa atasannya menganggap bahwa hal itu adalah masalah yang sepele? Asistennya mulai mengatakan sesuatu kembali sebelum akhirnya dia berhenti. Dia mencoba membujuk atasannya untuk berpikir dua kali, tetapi ketika dia melihat ekspresi tegas di wajahnya, dengan cepat dia segera menelan ucapannya. Tang Ruochu tidak bisa menahan diri untuk melirik ke arah wajah pria itu ketika dia mendengar percakapan mereka. Pria itu terlihat sangat tampan wajahnya tampak seperti sebuah patung hidup yang diukir oleh para dewa. Sosoknya sangat indah dan tergambar dengan sangat sempurna. Dia memiliki bibir yang tipis, hidung yang mancung, dan sepasang alis tebal yang menambah kesan acuh, dan sorotan mata yang tidak bisa ditebak. Pakaian yang dikenakan, terlihat sangat sesuai, membuatnya semakin terlihat tampan. Wajahnya memancarkan aura dingin dan gagah seolah-olah dia adalah seorang raja yang pembangkang. Ada sifat penyendiri yang membuat siapa pun sangat sulit untuk mendekatinya dan sikapnya yang mempesona secara otomatis membuat dirinya memang layak untuk dihormati. Tang Ruochu mengenali pria itu sebagai sosok Lu Shijin dari Thunderbolt Entertainment Group, yang dikenal sebagai seorang bangsawan dalam industri dunia hiburan. Biasanya dia bersikap rendah hati dan hampir tidak pernah muncul di depan umum tapi dia pernah melihatnya sekali ketika dia masih menjadi seorang asisten jurnalis. Dia terkejut saat bertemu dengannya ditempat ini di sebuah klub malam! Tiba-tiba sebuah ide menghampiri dirinya ketika Lu Shijin melintas dihadapannya. Lu Shijin sedang mencari seseorang untuk dinikahi dan dia baru saja dikhianati oleh tunangannya, jadi mereka tidak perlu memiliki keterikatan emosional dan hanya akan menjadi pasangan pernikahan yang cocok untuk satu dan yang lainnya. Yang lebih penting lagi, dia ingin melihat Gu Ruoruo tahu bahwa dia akan menemukan seseorang yang lebih baik daripada Ji Yinfeng. Dia ingin Ji Yinfeng menyesali keputusannya! Dia segera menghentikan langkahnya setelah mendapatkan ide ini. "Tunggu sebentar, Tuan Lu." Lu Shijin dan asistennya merasa sedikit terkejut dan spontan menoleh ke arah wanita yang tengah menyapanya.
Previous Chapter
1/766Next Chapter

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.