Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 5 Satu Tusukan Penyelamat!

Jarum pertama menancap dengan jelas. Anak laki-laki itu segera mengernyitkan keningnya dan terlihat seperti berjuang untuk mendapatkan kesadarannya. Bahkan alisnya juga ikut mengerut. Semua orang terkejut. "Dia akan bangun!" Keneth langsung terpaku dan wajahnya menjadi pucat. "Bagaimana mungkin ... " Mana mungkin gadis ini bisa melakukannya? Hanya dengan satu tusukan? Anak itu bisa mendapatkan kesadarannya kembali? Elisa mengangkat tangannya lagi. Matanya bersinar dan wajahnya tenang tanpa rasa takut. Jarum kedua menusuk sepuluh titik akupunktur dan merangsang aliran darah. ... Seketika itu juga, anak laki-laki itu membuka matanya. Sepasang mata yang bulat dan hitam yang sangat jernih dengan bulu mata yang sangat panjang menatap Elisa dalam diam. Wajahnya memucat. Semua orang terbelalak. Seorang ibu berkata dengan tidak percaya, "Nak, kamu cuma menusuk dua jarum dengan sembarangan, tapi dia bisa sembuh begitu saja?" Elisa menekan lubang bekas tusukan jarum dengan lembut. Setelah memastikan darah sudah cukup banyak keluar, dia menggunakan kapas steril untuk menekan dan menghentikan pendarahan. "Tante, bukan menusuk dua jarum sembarangan, tapi sepuluh titik akupunktur dan ujung jari punya efek menghilangkan panas. Penyakitnya adalah panas yang disebabkan oleh kelebihan udara panas, sementara akupunktur bisa meredakan panas tinggi." "Kata-katamu kayak sungguhan saja." Keneth mencibir, "Anak kecil ini belum berbicara dari tadi. Siapa tahu jarum yang kamu tusukkan tadi menyebabkan efek samping!" Ibu itu merasa heran. "Anak ini sudah bangun, tapi kenapa kamu malah membicarakan tentang efek samping? Nak, jangan-jangan kamu nggak mau minta maaf, ya?" "Apa urusannya denganmu?" Keneth melirik wanita itu dan tiba-tiba tersenyum. "Aku tahu, kalian pasti bersekongkol, 'kan? Satu orang membuat insiden, satunya lagi pura-pura terluka untuk mendapatkan ganti rugi. Ini adalah penipuan kelompok! Aku tahu semua dokter pengobatan tradisional seperti kalian itu nggak ada yang baik!" Saat Elisa mendengar kata-kata itu, matanya tiba-tiba menjadi dingin. Begitu dia hendak mengangkat tangannya, anak laki-laki itu tiba-tiba berkata dengan tegas meski dalam keadaan sakit, "Pengobatan tradisional adalah warisan budaya Genza sejak zaman kuno. Kalau paman nggak ahli dalam pengobatan, Paman harus baca lebih banyak buku mulai dari sekarang." "Kamu ... " Keneth tiba-tiba terdiam. Barusan dia bilang kalau anak laki-laki ini belum sembuh, tetapi anak laki-laki ini langsung membuka mulutnya dan bahkan menantangnya. Bukannya ini berarti dia sedang mempermalukan dirinya secara terang-terangan? Ibu itu tertawa dengan merendahkan. "Heh, mahasiswa Universitas Kedokteran Mersus, kamu harus baca lebih banyak buku." "Aku nggak akan berurusan dengan orang-orang kelas bawah seperti kalian." Keneth berkata dengan sombong, "Dasar sekelompok orang miskin." Swoosh! Elisa melemparkan jarum perak yang ada di tangannya. Jarum itu membeset pipi Keneth dan menusuk pohon akasia di sampingnya. Tindakan yang kejam itu membuat tubuh Keneth membeku seketika. Bahkan kakinya menjadi agak lemas. Namun, Elisa malah tersenyum dengan anggun dan tenang. "Kayaknya kamu melupakan sesuatu, deh?" Padahal dia adalah seorang gadis, tetapi aura yang terpancar darinya membuat orang merasa gelisah. Keneth bertahan dengan keras kepala. "Lupain apa?" "Minta maaf dan memanggilku ayah." Elisa mengetuk ponselnya dua kali dan tersenyum dengan sangat manis. Keneth tidak mengakuinya dan berkata dengan sombong, "Setiap orang bisa membuat kesalahan dalam diagnosis. Aku nggak punya waktu untuk berurusan dengan dokter pengobatan tradisional gadungan sepertimu." Ibu itu tidak tahan melihat ini. "Kemampuanmu cuma segini? Apa kamu benar-benar murid Bu Fenny? Kalah dari seorang gadis, tapi nggak mau minta maaf? Etika medis ini ... " "Apa yang salah dengan etika medisku!" Keneth berkata tanpa rasa malu, "Siapa yang bisa membuktikan apa yang baru saja aku katakan? Bahkan uang yang kalian hasilkan seumur hidup juga nggak akan cukup untuk membayar biaya berobat ke Bu Fenny. Kalian beruntung karena aku memberikan pelayanan medis secara sukarela, tapi orang rendahan kayak kalian malah menyalahkanku. Kalau kalian mau membuat keributan, pergi jauh-jauh! Apa kalian nggak tahu tempat apa ini?" Ibu itu marah sampai tangannya gemetar. "Kamu!" Keneth mendengkus dingin dengan wajah yang menyiratkan apa yang bisa mereka lakukan terhadapnya? Sekarang adalah zaman masyarakat hukum. Dia tidak percaya kalau dokter pengobatan tradisional gadungan ini akan berani menyerangnya.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.