Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 2 Dia Menyembunyikan Diri dengan Baik

"Aku akan melakukan sesi akupunktur di lapangan komunitas besok." Elisa memberi peringatan dengan tenang, "Jangan lupa minum obatnya dan jangan begadang nonton drama, Avery nggak akan mati." Avery menjadi sangat populer di Komunitas Lestari akhir-akhir ini. Para kakek dan nenek tergila-gila menontonnya. Setelah diingatkan oleh Elisa, mereka semua merasa bersalah. "Ka, kami akan tidur jam sepuluh mulai dari sekarang." Sebelumnya, tidak ada yang bisa membayangkan kalau para kakek dan nenek ini akan sangat patuh pada seseorang. Mereka semua adalah orang-orang yang telah berjasa. Bahkan identitas mereka pun dirahasiakan. Direktur Herry, kepala komunitas ini sangat berharap Dokter Elisa segera kembali. Akhirnya, sekarang dia bisa merasa lega. "Dokter Elisa, aku selalu menjaga rumahmu dan nggak membiarkan siapa pun mendekatinya." "Terima kasih, saya sudah merepotkan Bapak." Elisa berperilaku sopan dan memberikan buah kepada Direktur Herry. Direktur Herry menerimanya sambil tersenyum. "Membantu Dokter Elisa bukanlah hal yang merepotkan. Kamu nggak akan pergi lagi, 'kan?" Direktur Herry tidak bisa menangani orang-orang ini meski dia adalah kepala komunitas ini. "Ya." Elisa menerima kunci rumah. "Saya tidak akan pergi lagi." Direktur Herry berkata dengan gembira, "Syukurlah! Kalau gitu selamat beres-beres, Dokter Elisa, aku nggak akan mengganggumu. Kalau ada perlu, bilang saja padaku." Elisa mengangguk. Elisa baru membuka pintu rumahnya setelah Direktur Herry pergi. Kunci itu sudah sangat tua. Awalnya, dia pikir tidak ada yang istimewa dengannya. Namun, setelah dia membuka kunci pertama, sebuah kunci layar LCD muncul di depannya. "Apa Anda ingin mengaktifkan verifikasi iris?" Elisa berkata dengan santai, "Ya." "Verifikasi iris sedang berlangsung, harap menunggu ... " "Verifikasi iris selesai." "Selamat datang kembali, Master." Suara elektronik yang sangat sopan yang sudah lama tidak dihidupkan. Pintu besi terbuka secara otomatis dan ruangan di dalamnya langsung menjadi sangat terang. ... Terdapat buku-buku pengobatan tradisional dan beberapa botol ginseng di atas rak buku setinggi dua meter. Banyak tanaman hijau di pintu masuk. Sebagian besarnya adalah tanaman obat tradisional dan setiap tanamannya diberi label. Motor hitam merah yang keren terparkir di tengah ruang tamu. Itu adalah motor BMW Battle Axe yang sudah tidak diproduksi lagi. Elisa berjalan ke sana dan mengambil sebotol air mineral dari kulkas. Begitu dia hendak minum sambil menonton drama, ponsel yang sedang diisi daya di atas meja berdering. Nada dering khas perangkat AI terdengar. "Elisa Sang Miliarder, bangun dan terima permintaan! Elisa Sang Miliarder, bangun dan terima permintaan! Elisa ... " Saat Elisa mendengarnya untuk ketiga kalinya, dia mengangkat teleponnya. "Katakan." "Bos, ada permintaan besar di Kota Sulga, mau diterima?" Elisa minum seteguk. "Permintaan apa?" "Orang terkaya di ibu kota sedang mencari cucunya yang hilang selama bertahun-tahun. Katanya cucunya ada di Kota Sulga. Ini sangat mudah ditemukan, terus bayarannya besar lagi." Elisa menguap. "Nggak tertarik." "Tunggu! Bos, tunggu dulu! Ada yang lain, yang Bos akan suka!" Orang di balik telepon berkata dengan licik, "Ini juga permintaan besar!" Elisa menopang dagu dengan santai. "Coba katakan." "Keluarga Apdi dari Kota Sevrata sedang mencari Bos. Mereka menawarkan biaya konsultasi sebesar 20 miliar. Katanya, selama bisa memberi petunjuk dan menemukan keberadaan Bos, orang itu juga akan mendapatkan imbalan yang sangat besar!" "Baik hati banget?" Elisa mengetuk ringan dua kali ponselnya dan berkata tanpa bertele-tele, "Kirim syaratnya, aku akan melihatnya." "Oke!" Pada detik berikutnya, jendela raksasa berubah menjadi layar proyeksi yang menampilkan informasi. Keluarga Apdi adalah keluarga bangsawan yang telah ada sejak zaman dahulu. Mereka telah menjaga negara selama beberapa generasi tanpa pernah absen. Seingat Elisa, mereka pernah tinggal di Istana Negara. Selain itu, keluarga Apdi juga telah mengundang banyak dokter terkenal ke Hotel Caesar selama seminggu. Tujuannya hanya untuk melihat siapa yang lebih berbakat dan bisa menyembuhkan penyakit kepala keluarga Apdi, Jason Apdi. Hanya ada sedikit deskripsi tentang penyakitnya. Mereka hanya bilang kalau Jason bertubuh lemah selama bertahun-tahun dan ini tidak boleh diumumkan kepada publik. Sepertinya masalah ini tidak sederhana. Elisa mengulurkan kakinya yang putih seperti porselen. "Aku akan menerima permintaan ini."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.