Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 19 Elisa Mengobati Tuan Besar Girin

Pemikiran Manajer Furi bukan berarti meremehkan Elisa. Hanya saja, keluarga Suherman selalu berperilaku sederhana dan tidak suka bertindak berlebihan. Beberapa tuan muda yang pergi berpetualang bahkan tidak mengatakan kalau mereka adalah anggota keluarga Suherman. Kedatangan mereka ke Kota Sulga kali ini hanyalah untuk menjemput Nona Luna. Mereka tidak ingin tampil mencolok. Barusan Manajer Furi ketakutan setengah mati. Dia benar-benar berpikir kalau dirinya telah mengungkapkan identitas Pak Girin. Banyak keluarga bangsawan di Kota Sulga ingin berhubungan dengan keluarga Suherman. Kalau orang-orang itu tahu Pak Girin datang, mana mungkin Pak Girin bisa memulihkan diri? Dia tidak boleh mengungkapkan keberadaan Pak Girin di sini! Elisa mengetahui semuanya tetapi tidak mengatakan apa-apa. Seorang dokter punya kewajiban untuk menjaga kerahasiaan pasiennya. Bagi Elisa, siapa pun identitas pasiennya dia hanyalah seorang pasien. Hanya saja, Elisa punya beberapa keraguan. Kenapa keluarga Suherman mencari putri yang hilang di Komunitas Lestari? Tanpa memberikan Elisa waktu untuk berpikir lebih banyak, mobil berhenti di depan Universitas Kedokteran. Departemen rawat inap rumah sakit, bangsal VIP 601. Tuan Besar Girin terbaring sambil mengerutkan keningnya. Dia sudah tidak sadarkan diri karena demam, terus-menerus batuk, tetapi masih berkata, "Luna ... Sebenarnya kamu ada di mana? Kakek sangat merindukanmu ... " Dokter yang mendampingi keluarga Suherman punya keterampilan medis yang tidak buruk, tetapi dengan gejala seperti ini, dia juga sulit untuk menentukan penyebabnya dalam waktu singkat. Dokter itu menjadi sangat khawatir saat melihat Tuan Besar Girin pingsan. Dia meminta rumah sakit untuk segera memanggil Dokter Fenny. Berhubung Dokter Fenny adalah seorang ahli yang telah memenangkan penghargaan di luar negeri, dia pasti punya cara! Fenny masih mengkhawatirkan masalah Paviliun Dokrit. Kebetulan dia harus lembur di rumah sakit, jadi nada bicaranya sangat ketus. "Daftar dulu. Kamu pikir semua orang bisa aku periksa?" "Dokter Fenny, begini, orang tua ini sakit parah dan penyakitnya juga rumit. Saya takut nyawa orang tua ini akan berada dalam bahaya." Fenny menghela napas. "Kalau gitu tolak saja. Suruh dia pergi ke rumah sakit lain!" "Ini nggak baik, 'kan ... " Dokter jaga langsung berkata, "Menyelamatkan nyawa adalah hal yang terpenting." Fenny mencibir, "Apa kamu lagi mengajariku bagaimana cara bekerja?" Dokter itu segera meminta maaf dengan sopan, "Dia datang dari Kota Mersus, gimana kalau Anda menemuinya?" Kota Mersus? Sebaiknya dia mengunjunginya mau pasien itu punya kedudukan atau tidak. Bu Fenny mengernyitkan bibirnya. "Baiklah, suruh keluarga pasien menunggu dulu." "Baik!" Meski Fenny mengatakan kalau dia akan datang, dia masih belum muncul dalam waktu yang lama. Dokter keluarga Suherman merasa sangat putus asa di luar bangsal. Tidak ada cara lain selain meminta bantuan keluarga Apdi. Pada saat itu, tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam bangsal. "Gawat! Fungsi jantung dan paru-paru pasien tiba-tiba melemah!" "Periksa pupilnya!" "Keluarga pasien ada atau tidak! Keluarga pasien ada di mana!" Saat dokter keluarga Suherman mendengar ini, keringat dinginnya mulai mengucur. Apa yang harus dia lakukan! Apa dia harus memberi tahu tuan muda? Namun, butuh waktu paling cepat enam jam untuk tiba di sini dari Kota Mersus ... Dokter di dalam masih berteriak, "Kami perlu melakukan operasi! Kami perlu tanda tangan keluarga pasien!" Koridor menjadi kacau balau. Dokter dan perawat berlari kemari. Ini adalah adegan pertama yang dilihat Elisa saat datang bersama Manajer Furi. Manajer Furi menyadari ada masalah. Dia menarik dokter keluarga Suherman yang berwajah pucat dan bertanya, "Apa yang terjadi?" Dokter keluarga Suherman menjawab dengan mata merah, "Mungkin ketua nggak bisa bertahan lagi." "Nggak bisa bertahan lagi?" Manajer Furi gemetar. "Mana mungkin? Bukannya itu cuma flu biasa?" Dokter keluarga Suherman menggelengkan kepala. "Awalnya memang gitu, tapi kamu juga tahu kondisi paru-paru ketua. Paru-parunya sudah bermasalah dan kali ini dia juga terlalu lelah beberapa hari berturut-turut karena mencari Nona Luna, jadi kondisinya makin buruk." "Kalau gitu obati ketua!" Manajer Furi berteriak, "Apa kamu ingin sesuatu terjadi pada ketua saat beliau bersama kita!" Dokter keluarga Suherman berkata, "Aku juga nggak ingin, tapi nggak ada cara lain. Bu Fenny belum datang dari tadi dan aku juga belum pernah melihat penyakit seperti ini, ketua ... " "Biarkan aku mencobanya." Elisa memotong kata-kata dokter itu dengan tenang. Sepasang mata yang sangat indah menatap orang tua yang sedang berjuang melawan malaikat maut di tempat tidur melalui jendela ...

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.