Bab 152 Dekat Sampai Terdengar Dekat Jantung
Teh mungkin sudah direndam terlalu lama sehingga terasa pahit di tenggorokan untuk waktu yang lama.
Sulit membayangkan orang seperti E,lisa akan memanggil seseorang dengan sebutan kakak di saat kecil.
Jason tampak tersenyum. Senyumannya tidak tulus, tapi terlihat normal. Matanya membocorkan bahwa dia sedang memikirkan sesuatu. Namun, gerakannya semakin sopan. "Nenek, keluarga saya nggak begitu rumit dan nggak ada orang yang bisa mengendalikan saya. Saya nggak akan membiarkan pasangan saya merasa terpojok."
"Dengan janjimu ini, aku merasa lebih tenang." Setelah mendengar kata-kata Jason, Nyonya Yaputra akhirnya lega. Dia tahu pasti ada sesuatu yang dirahasiakan oleh kedua orang ini, tapi selama tujuannya benar itu sudah cukup.
Jason tidak mengakhiri pembicaraan. Dia tetap menjaga sopan santun yang baik sembari menuangkan teh untuk Nyonya Yaputra. Pada saat bersamaan, pandangannya menerobos jendela dan berfokus ke arah gadis yang sibuk di dalam ruangan.
Elisa mengenakan celana hitam dan
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link