Bab 822
Anehnya, Arsen berinisiatif untuk membantu.
Merida buru-buru berujar, "Hal kecil begini, biar Bibi Tasya yang urus nanti. Hanya kukus beberapa menit saja."
Arsen berkata, "Aku mau makan mi."
Merida berkata, "Pas masih ada sisa adonan. Ibu buatkan mi nanti."
Tatapan mata Arsen tertuju pada Carla.
"Biar aku saja." Carla menggulung lengan tangan, lalu membawa sisa adonan ke dapur. Arsen mengikuti Carla sepanjang waktu.
Melihat mereka sudah berbaikan, Merida tersenyum tak berdaya sambil menggelengkan kepala.
"Saat sedang baik, Arsen mengikuti Carla sepanjang waktu. Saat sedang bertengkar, mereka seperti musuh. Susah untuk meleraikan mereka."
Cania tidak sependapat. Dia berkata dengan berat hati, "Bibi nggak merasa inilah hal yang paling mengerikan? Arsen nggak punya pendirian dan mudah dipengaruhi .... Dengan sifat Arsen, kalau disuruh bunuh orang, Arsen mungkin akan melakukannya."
Merida memahami implikasi dari perkataan Cania. "Aku lebih tahu darimu tentang sifat Carla. Carla adalah anak
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link