Bab 23 Meremehkan Orang?
Tidak jauh dari Bank GNI ada sebuah salon. Hans mencukur rambutnya, sementara Fenny duduk di bangku tunggu dengan wajah penuh harap.
Fenny tidak berani memulai percakapan, apalagi membicarakan masalah keuangan di tengah kerumunan pengunjung salon. Dia tahu harus melindungi privasi nasabah, jadi dia hanya bisa menunggu Hans dengan tenang.
Sebaliknya, sejak menerima telepon dari Fenny, Hans sudah bisa menebak maksud Fenny.
"Nona Fenny, berapa umurmu tahun ini?"
"Dua puluh empat tahun. Kita berdua seumuran, tapi Anda lebih dulu lahir."
Sebelumnya dia telah melihat KTP Hans, jadi dia tahu informasi identitas Hans.
"Kalau begitu, panggil Fenny saja, ya."
"Jadi Fenny, kenapa ingin bertemu saya? Kalau ada yang ingin disampaikan, sampaikan saja. Saya nggak suka menebak-nebak."
"Baiklah."
Ujung hidung Fenny berkeringat, dia juga melirik tukang cukur dengan cemas, lalu berkata dengan suara pelan, "Saya ingin Pak Hans menabung di bank kami. Saya akan menjadikan Pak Hans sebagai nasabah prioritas,
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link