Bab 80
Waldo mencibir, "Dengan tubuhmu yang gemuk ini, kamu hanya bisa bertahan tiga menit. Nggak ada bedanya kamu mandul atau nggak. Lagi pula, dengan genetikmu ini, jangan biarkan keturunanmu lahir. Lahir juga hanya membuang-buang udara."
Hans berkata dengan suara rendah, "Ini kesempatan terakhir untukmu."
Wawan menggertakkan gigi. "Nggak ada orang lain di balik ini semua. Aku ingin musnahkan dia."
Hans berkata, "Teruskan."
Dua puluh menit kemudian, Wawan tidak bisa menahannya lagi dan pingsan.
"Mulut bajingan ini cukup keras, tongkat patah, kaki juga patah." Waldo melemparkan tongkat, menepuk tangannya. "Dia pingsan. Bagaimana ini?"
Hans meliriknya dengan tatapan dingin. "Masukkan ke dalam penjara."
Waldo bertanya, "Nggak melanjutkan pertanyaan lagi?"
Hans menggumam, "Hmm."
Waldo mengangguk dan menyisir rambutnya. "Baiklah. Dia memang orang yang lemah. Kalau ada dalang di balik semua ini. Dia pasti sudah mengaku dan sudah membongkar semuanya. Apa dia akan diam? Kalau aku mematahkan kakinya
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link