Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 9

Tidak peduli bagaimanapun, nyawa seseorang tetap berharga. Ophelia langsung melangkah maju, lalu berjongkok di samping Pak John dan menempelkan jari-jarinya di pergelangan tangan untuk memeriksa denyut nadinya. Asisten kecil yang sedang menelepon keluarga Roberts segera menyadari tindakan Ophelia dan berteriak, "Hei, apa yang kamu lakukan!" Ophelia mengabaikannya. Dia langsung mencabut pin dada yang terpasang di jas asisten kecil itu, lalu tanpa bicara lagi menusukkannya ke dada Pak John. Entah di titik mana dia menusukkan pin tersebut, tapi terdengar suara 'psss' dan Pak John langsung seperti balon yang kehilangan udara. Segumpal darah kental disertai darah segar dimuntahkannya, lalu Pak John mulai terengah-engah. Semua itu terjadi terlalu cepat. Gerakan Ophelia begitu lancar dan serba cepat, sehingga asisten kecil tidak sempat menghentikannya. Yang dia lihat hanyalah Pak John yang selamat dari kondisi sekarat. "Pak John, Anda baik-baik saja?" Asisten kecil yang penuh keringat, kaget sekaligus senang, segera menanyainya. Pak John akhirnya kembali bernapas dengan normal. Dia melambaikan tangan dan menatap ke arah tempat Ophelia berada sebelumnya, namun gadis itu sudah tidak ada di sana. "Siapa yang menyelamatkan aku?" tanya Pak John. "Seorang gadis muda. Aku nggak tahu namanya," jawab asisten kecil dengan sopan. "Pak, Anda ingin menyelidikinya?" Nyawa sudah diselamatkan, mana mungkin tidak berterima kasih? Pak John mengibaskan tangan dengan tegas, "Cari tahu!" Pada saat yang sama, Logan menerima kabar dan segera tiba di tempat kejadian. Kebetulannya, dia sekali lagi berpapasan dengan Ophelia. Setelah menyelamatkan orang, Ophelia duduk di kursi belakang, sambil menundukkan kepala dan membersihkan tangannya dengan tisu basah. Seperti menyadari sesuatu, dia mengangkat kepalanya dan bertemu dengan pandangan Logan. Ophelia meliriknya dengan dingin, lalu mengalihkan pandangannya. Baginya, melihat Logan sama saja dengan melihat pejalan kaki biasa. Tidak ada perasaan, tidak ada reaksi apa-apa. Logan menggigit bibirnya. Sebagai seseorang yang selalu dikelilingi sorotan, ke mana pun dia pergi pasti menjadi pusat perhatian. Ini pertama kali baginya benar-benar diabaikan sepenuhnya! Di dalam hatinya, dia merasa tidak nyaman, tapi Logan tetap tidak berhenti dan langsung menuju Pak John. Setelah insiden kecil ini, Ophelia akhirnya tiba di tempat kerjanya, Klinik Kendi. Sejak tahun lalu, Ophelia sudah bekerja di sini. Saat sekolah, dia bekerja paruh waktu setiap akhir pekan. Sekarang, dia menggunakan waktu libur setelah ujian masuk universitas untuk bekerja. Pekerjaan yang diberikan padanya juga sederhana, hanya menyiapkan ramuan obat. Begitu Ophelia melangkah masuk ke klinik, dia melihat sekelompok orang keluar. Di tengah-tengah orang yang dihormati tersebut adalah seorang pria tua yang dihormati sebagai pendiri Klinik Kendi sekaligus master pengobatan tradisional terkemuka di sana! Siapa pun yang melihatnya, terlepas dari seberapa tinggi statusnya, harus dengan sopan memanggilnya dengan sebutan "Pak Nicholas". Dia adalah ayah Paula, yang artinya kakek kandung Ophelia ... Di kehidupan sebelumnya, Ophelia bekerja di sini selama satu tahun tanpa mengetahui hubungan tersebut. Ketika dia mengetahuinya, dia sudah dijebloskan ke penjara oleh Logan. Jadi, ini adalah pertama kalinya Ophelia melihat kakek kandungnya. Langkah Ophelia terhenti sejenak. Sebelum dia sempat memperhatikannya dengan baik, seseorang mendorongnya dari belakang. "Nggak punya mata, ya? Minggir!" Ophelia segera menepi, dan ketika orang itu lewat, dia menjulurkan kakinya. "Ahh!" Orang itu jatuh dengan keras dan tertelungkup ke bawah. Ophelia dengan santai berkata, "Kamu nggak punya mata, ya. Kamu tersandung kakiku." Kamu tersandung kakiku ... Jelas-jelas dialah yang tidak bermoral, tapi malah melempar kesalahan jauh-jauh! Seperti meninju seseorang lalu berkata, wajahmu yang mengenai tanganku! Pria yang jatuh langsung marah, dan dia mengangkat tangannya, siap memberi pelajaran kepada Ophelia. Namun, Pak Nicholas tiba-tiba berkata dengan tegas, "Nggak tahu malu, ya? Kenapa mempermasalahkan sesuatu dengan anak kecil?" Pria itu langsung menurunkan tangannya, melirik Ophelia dengan tidak senang, lalu mundur dengan patuh di belakang Pak Nicholas. Pak Nicholas hanya melirik Ophelia sekilas, lalu terus berjalan tanpa berhenti. Saat mereka keluar dari pintu, Ophelia mendengar seseorang berkata kepada Pak Nicholas. "Pak Nicholas, selamat. Kudengar putri yang hilang dari keluarga Anda akhirnya ditemukan. Selamat, Anda mendapatkan satu cucu perempuan lagi!" Pak Nicholas tetap berwajah kaku, tampaknya tidak begitu senang. Orang lain mengambil alih pembicaraan, "Apa gunanya memiliki banyak generasi muda? Meskipun memiliki banyak keturunan, Pak Nicholas ingin seseorang yang bisa mewarisi Klinik Kendi dan keterampilan medis Pak Nicholas! Sayangnya ... " Sayangnya, dari semua anak di keluarga Martin, yang paling berbakat dan paling diharapkan oleh Pak Nicholas adalah putrinya yang bungsu, Paula. Namun, Paula yang paling berbakat sama sekali tidak tertarik pada ilmu pengobatan tradisional. Dia lebih memilih putus hubungan dengan ayahnya demi mengejar impian di bidang kecantikan. Oleh karena itu, hubungan antara ayah dan putri ini menjadi sangat tegang. Melihat wajah Pak Nicholas semakin gelap, beberapa orang buru-buru mengganti topik. "Kudengar sepuluh menit yang lalu, Pak John hampir kehilangan nyawanya. Ada seorang gadis muda yang kebetulan lewat dan menyelamatkannya cuma pakai pin dada. Kejadiannya terdengar seperti cerita dongeng, kupikir itu cuma bohong!" Akhirnya, Pak Nicholas membuka mulutnya, "Di atas langit masih ada langit. Benar atau nggak, kita ke rumah keluarga Roberts dan lihat sendiri." "Benar, benar, Pak Nicholas memang benar." Sekelompok orang itu mengantar Pak Nicholas masuk ke mobil, dan dalam sekejap mereka menghilang dari pandangan Ophelia. Ophelia mengangkat alis, lalu berbalik dan berjalan ke belakang klinik. Di sana, tumpukan paket obat menunggu untuk direbus. Rekan-rekannya yang sedang mengerjakan tugas lain melambai ke arahnya, "Ophelia, cepat, paket obat hari ini banyak sekali, kerjakan dengan cepat!" "Aku datang." Ophelia menjawabnya sambil menggulung lengan bajunya dan mulai bekerja. Saat sedang merebus obat, dia sesekali melihat para master klinik merawat pasien. Ophelia yakin keterampilan pengobatannya tidak kalah dengan para master di klinik. Penyakit yang paling rumit dan sulit sekalipun bisa diatasinya dengan mudah. Namun, untuk sementara, tidak ada yang mau percaya padanya. Hari kerja seharian selesai pada pukul lima sore. Ophelia menyimpan uang harian sebesar 400 ribu, kemudian meninggalkan Klinik Kendi. Di depan pintu, sopir pribadi keluarga Hawkin sudah lama menunggunya. Ophelia masuk ke dalam mobil, dan sambil menyalakan kendaraan, sopir bertanya, "Nona, Anda dulu juga bekerja seperti ini?" "Ya." Sejak Ophelia bisa mengingat, dia selalu berusaha keras mengumpulkan uang. Setengah jam kemudian, mobil berhenti di depan vila keluarga Hawkin. Begitu Ophelia masuk, dia segera merasakan suasana berbeda di dalam rumah. Andy dan Paula duduk di sofa dengan wajah penuh kegembiraan, sementara Mia menundukkan kepalanya dengan wajah malu dan senang. Dia juga melihat tumpukan hadiah mahal dan kotak hadiah yang berjejer seperti gunung. Saat melihat Ophelia masuk, Paula tersenyum dan melambaikan tangan, "Phelia, kamu sudah pulang. Ada kabar baik yang ingin kukatakan padamu. Sepertinya nggak lama lagi, keluarga kita akan punya kabar gembira kedua!" Kabar gembira pertama tentu saja tentang ditemukannya kembali Ophelia, putri kandung mereka. Lalu yang kedua? Kemungkinan besar ada hubungannya dengan Mia. Ophelia tidak ingin ikut bergosip, jadi dia tidak bertanya. Namun, seorang pembantu bernama Cindy langsung membuka mulutnya. Dia memberi tahu Ophelia dengan nada penuh kemenangan dan bangga. "Semua hadiah ini dikirim oleh Kakek dari keluarga Roberts. Semuanya perhiasan edisi terbatas dari desainer terkenal, dan khusus diberikan oleh Pak John kepada nona kita!" Mendengar ini, wajah Mia memerah, dan dia dengan malu-malu mencoba menghentikan Cindy, "Sudah, Cindy, jangan katakan lagi!" Cindy, yang sangat ingin menggunakan kesempatan ini untuk merendahkan Ophelia, langsung melanjutkan, "Semua orang di Kota Hoburgh tahu kalau keluarga Roberts dan keluarga Hawkin punya niat untuk menikah. Jadi Pak John memilih hari ini untuk mengirimkan begitu banyak hadiah, tentu saja untuk memberi dukungan pada calon menantunya!"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.