Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 7

Begitu melihat apa yang terjadi, Dena langsung berlari turun. Dia memeriksa luka Michael dengan saksama, ekspresinya terlihat sangat khawatir dan panik. "Michael, kamu nggak apa-apa?" "Iya, aku nggak apa-apa ... Aduh!" Michael tiba-tiba terjatuh sambil memeluk pahanya seolah-olah dia sekarat. "Apanya yang nggak apa-apa! Biar kupanggilkan ambulans!" Dena langsung sibuk mengurusi luka Michael dengan sangat prihatin. Setelah itu, barulah dia menatap akuarium yang pecah dengan dingin. "Ada apa sih ini!" "Ini semua gara-gara dia!" Clayton langsung menunjuk Alex sambil mengadu, "Dia bersikeras merebut akuarium itu dari kami! Paman Michael jadi luka gara-gara aku." "Alex, kamu 'kan bilang nggak keberatan!" "Kamu jahat sekali sih! Bisa-bisanya kamu menyakiti Michael di belakangku!" tegur Dena dengan sorot tatapan yang terlihat sangat dingin. "Aku? Jahat?" Alex menutupi lukanya dan menyahut dengan suara yang gemetar, "Kamu harus tahu kalau aku sudah memelihara ikan-ikan ini dengan sepenuh hati selama dua tahun, tapi justru malah mereka yang berniat merebutnya!" Awalnya Alex mengira Dena akan bersikap adil setelah tahu yang sebenarnya. Namun, Dena malah menjadi makin marah. "Terus kenapa kalau sudah dua tahun kamu pelihara, hah! Itu 'kan cuma ikan! Memangnya mereka semua lebih penting daripada manusia? Cepat minta maaf ke Michael!" "Ayo minta maaf ke Paman Michael! Dasar kamu ini orang jahat!" Clayton ikut berseru menimpali. Dena dan Clayton masih berusaha mendesak Alex, tetapi perhatian mereka langsung beralih ke Michael begitu sirine ambulans terdengar. Alex hanya termangu sebentar, lalu akhirnya berjongkok untuk mengangkat ikan-ikannya yang sekarat. Hatinya terasa begitu pedih dan getir. Setelah itu, barulah Alex menyadari bahwa tangannya juga terasa sakit. Luka di tangannya itu terlihat menakutkan dan terus mengeluarkan darah. Kondisinya jauh lebih serius dari Michael. Namun, Dena sudah menghabiskan semua perban yang ada. Alex pun membungkus tangannya dengan pakaian, lalu pergi ke rumah sakit sambil menahan rasa sakit. Setelah diperban oleh dokter, kebetulan ada beberapa teman pasien di sana yang berjalan lewat. "Hei, tahu nggak kalau Bu Dena katanya sudah menggunakan semua obat impor supaya Pak Michael cepat sembuh?" "Dia juga meminta seluruh perawat ke ruang VIP demi merawat Pak Michael!" "Ckckck, Bu Dena memang wanita terbaik di dunia ini! Andai saja aku juga punya istri kayak gitu ... " Wanita terbaik di dunia? Alex sontak mendengkus dengan dingin di dalam hati. Ya, ya, dia memang wanita terbaik di dunia. Padahal Dena berselingkuh di saat sudah menikah dan punya anak, bahkan memperlakukan suaminya seperti budak. Setelah meninggalkan rumah sakit, Alex kebetulan menerima undangan dari Akademi Musik Weyna. Untuk menguji apakah ada penurunan dalam kemampuannya atau tidak, pihak akademi meminta Alex untuk membuat sebuah lagu sebagai bahan penilaian. Jadi, Alex sengaja mencari studio rekaman yang terletak jauh dari pusat kota dan membuat lagu baru di sana. Ladang-ladang yang ada di pinggiran kota terhubung dengan pegunungan, suasananya terasa begitu tenang dan damai. Alex akhirnya bisa meluapkan perasaan yang sepuluh tahun ini dia pendam. Alex mengerahkan semua fokusnya dalam suasana yang tenang ini selama dua hari. Dia juga memutuskan semua hubungan dengan dunia luar dan perlahan-lahan mengaktifkan kembali bakat musiknya yang sudah lama terpendam. Alex akhirnya mengirimkan karya terbarunya melalui pos surat tepat satu hari sebelum keberangkatannya ke luar negeri. Barulah setelah itu dia menyalakan ponselnya kembali. Totalnya ada 99+ panggilan tidak terjawab dan pesan masuk, semuanya dari Dena dan Clayton. Alex sontak kebingungan. Bukannya Dena sedang merawat Michael? Kenapa mencarinya? Alex yang kebingungan pun akhirnya kembali ke vila menggunakan taksi. Begitu dia masuk, si kepala pelayan dan tukang kebun langsung menghampirinya dengan ekspresi tertekan. "Pak Alex akhirnya pulang! Situasi rumah kacau sekali selama dua hari Pak Alex pergi! Setiap hari Bu Dena dan Tuan Muda Clayton menanyakan keberadaan Pak Alex." Barulah pada saat itu Alex menyadari bahwa Dena dan Clayton mencarinya karena mereka kelimpungan tidak dilayani oleh Alex. Situasi Clayton masih lebih baik karena dia pergi ke sekolah, tetapi Dena nyaris gila karena terkurung di rumah setiap harinya. "Ke mana kamu kemarin sore?" Dena bertanya sambil bersandar di pintu. Suaranya terdengar jauh lebih lembut daripada sebelumnya, tetapi tetap saja dingin. "Studio rekaman." "Kenapa tiba-tiba kamu mau bernyanyi?" "Iseng saja." Alex menjawab dengan acuh tak acuh. Dia juga tidak mau repot-repot menjelaskan karena dia tahu Dena tidak peduli dengan hobinya. Setelah hening sesaat, Dena akhirnya angkat bicara lagi, "Itu ... soal insiden akuarium kemarin. Nggak usah kamu masukkan ke dalam hati. Michael 'kan tamu dan sejak kecil dia memang dimanjakan, jadi menurutku wajar saja aku membelanya." "Michael juga sudah pindah. Kamu bilang kamu nggak marah, 'kan? Jadi nggak usah mempermasalahkan soal ini lagi." Bahkan saat meminta maaf pun sikap Dena tetap terkesan enggan, bahkan nada bicaranya malah berbalik menyalahkan. Dena juga pasti malas untuk mengucapkan sepatah kata pun jika bukan karena Alex yang tidak pulang selama dua hari ini. Alex tidak berkata apa-apa, dia langsung ke lantai atas untuk mengambil barang. "Tunggu, ada satu hal lagi." Namun, Dena tiba-tiba menghentikan Alex sambil mengangkat sebuah akuarium dari lemari. "Ini ganti rugi buatmu, aku sendiri yang pilih di pasar."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.