Bab 92
Di titik ini.
Desi dan Karin hanya diam saja.
Mereka berdua saling berpandangan. Kemudian, keduanya meninggalkan ruang tamu dan pergi ke balkon di lantai dua.
Mereka tetap diam dan merasa sedikit pedih di dalam hati.
Suasana di ruangan itu menjadi begitu muram.
"Devan bisa saja kuliah di Universitas Buana, tapi kita nggak menghentikannya."
Karin menundukkan kepalanya. Wajahnya terlihat tidak berdaya.
"Jangan lagi membicarakan hal ini. Semuanya sudah berlalu. Masa yang akan datang ...."
"Lebih baik Devan menjadi orang biasa. Makin jauh dia melangkah, akan makin nggak menguntungkan baginya."
Desi tidak bisa menahan diri untuk tidak menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat begitu muram.
"Menjadi orang biasa? Tapi, apa kamu pernah memikirkan apa yang terjadi pada Keluarga Atmaja saat Marco lulus kuliah?"
Nada suara Karin terdengar berat dan menyiratkan sedikit kemarahan.
"Apa yang akan terjadi? Keluarga Atmaja tetaplah Keluarga Atmaja."
Desi berkata tanpa ekspresi.
"Nggak. Begitu ayah me
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link