Bab 464
"Apa? Nggak tertarik?"
Rendi membelalakkan matanya, terlihat tidak bisa memercayai apa yang dia dengar.
Dia dan Kevin saling bertukar pandang, hati mereka dipenuhi keterkejutan.
Devan benar-benar menolak?
Kesempatan mendapatkan investasi dari Kota Andalus adalah impian banyak orang.
Bagaimana mungkin bocah ini justru menolaknya?
Ini sungguh tidak masuk akal!
"Kamu harus memikirkannya baik-baik. Ini adalah kesempatan langka yang hanya datang sekali seumur hidup. Bagaimana mungkin kamu menolaknya begitu saja?"
Kevin memasang ekspresi serius, lalu bertanya dengan nada dingin.
Aura otoritas yang dipancarkannya memenuhi seluruh ruangan, membuat suasana menjadi berat.
"Aku masih harus kuliah. Di masa depan, aku juga berencana menyerahkan perusahaan ini untuk dikelola orang lain."
"Selama bisa bertahan seperti sekarang, itu sudah cukup bagiku. Aku nggak membutuhkan perusahaan ini menjadi besar dan megah."
"Sebaliknya, kalau perusahaan benar-benar melantai di bursa saham, masalah yang muncul m

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link